Dara Nasution sebagai perwakilan dari komunitas pecinta film memberikan catatan untuk KPI setelah tayangan pomosi film ‘Gundala’ kena teguran dari lembaga tersebut.
- Lailatul Maghfiroh
- Kamis, 19 September 2019 - 09:05 WIB
WowKeren - Pada Sabtu (14/9) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengumumkan memberikan sanksi kepada 14 program acara televisi dan Radio. Menjadi hal yang mengejutkan ketika diketahui bahwa promosi film “Gundala” yang tayang di TV One dan “The Spongebob Squarepants Movie” di GTV masuk dalam list teguran tersebut.
Hal ini lantas membuat lembaga KPI kembali dikecam masyarakat. Bahkan sutradara dari film “Gundala”, Joko Anwar buka suara untuk menanggapi hal ini dengan menuliskan tagar #Bubarkan KPI.
Kendati demikian, Kompas TV menghadirkan Irsal Ambiya selaku komisioner KPI untuk menjelaskan hal ini dalam sebuah acara talk show. Dalam kesempatan ini, juga dihadiri Dara Nasution sebagai perwakilan dari komunitas pecinta film.
“Jadi promo itu kemudian ada kata-kata kasar disebutkan dalam trailer film tersebut, nah kita melihat bahwa itu bagian dari semacam umpatan yang harusnya tidak disampaikan dalam ruang publik semacam televisi,” papar Irsal. Menanggapi ini, Dara lantas menyampaikan dua catatan untuk kinerja KPI selanjutnya yang pada intinya mengingatkan lembaga tersebut agar tidak tebang pilih dalam melaksanakan tugasnya.
“Saya kira ada dua hal yang pertama bahwa masyarakat itu jangan sampai melihat KPI seperti cherry picking,” ungkap Dara. “Karena secara umum kita tahu letak jeleknya tayangan kita itu di sinetron, di talk show, jangan sampai tebang pilih, jangan sampai hanya kartun saja tapi yang lain-lain belum.”
“Sekarang kan dirilisnya kan sudah ada 14, tapi jangan sampai berhenti di 14 itu, ada banyak lagi yang juga perlu ditindaklanjuti dengan tegas,” sambung Dara. “Dan yang kedua menjadi catatan KPI bagaimana KPI bisa konsisten dan betul-betul menegur sesuai undang-undang, maksudnya kalau di periode sebelumnya misalnya masih ada ruang pembinaan, dialog, sebaiknya di periode ini jangan lagi berdialog, jangan lagi ada negosiasi.”
(wk/lail)
