Pantau Kebocoran Data, Kemenkominfo Siap Panggil Lion Air
Nasional

Data pribadi puluhan juta penumpang Lion Air Group diketahui beredar luas melalui sebuah penyimpanan virtual Amazon Web Services (AWS). Situasi ini pun membuat penumpang waswas data pribadinya dapat disalahgunakan.

WowKeren - Kebocoran data puluhan juta penumpang Lion Air yang terkuak kemarin, Rabu (18/9), terus menjadi sorotan publik. Masyarakat mengaku khawatir data pribadi mereka akan diperjualbelikan oleh pihak tak bertanggung jawab.

Masalah ini pun tak didiamkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara. Pria yang akrab disapa Chief RA itu pun membagikan pandangannya soal kasus yang terjadi.

"Lion Group ada apa, kita mitigasi potensi berdasarkan kasus yang mirip," ujarnya, Kamis (19/9). Pernyataan ini ia sampaikan kepada awak media di sela-sela acara Asean Chief Information Officer Association di Jakarta.

"Di Indonesia pemerintah harus menjelaskan ke masyarakat," imbuhnya, seperti dikutip dari Detik Inet. "Yang saya tahu bahwa data center mengatakan Lion Group, Malindo, Batik, mereka menggunakan admin dari pihak ketiga. Itu mungkin yang harus dijelaskan."


Sebelumnya, Rudiantara pun mengaku telah melayangkan surat untuk Amazon Web Services (AWS) terkait kasus ini. "Sejak tengah malam kami sudah komunikasi dengan AWS dan surat resmi sudah kami kirim ke AWS, menanyakan proses (breach) yang terjadi," jelasnya, Rabu (18/9).

Selain itu, Kemenkominfo pun mengaku siap memanggil Lion Group. Hal ini dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan. Pertemuan itu digelar demi mendengar langsung penjelasan dari pihak manajemen maskapai berlogo singa tersebut.

"Kami sudah berkoordinasi dan mengundang Lion Air Group untuk meminta klarifikasi langsung dari mereka," jelas Samuel. "Klarifikasi ini juga kan ya, jangan-jangan mereka juga korban."

Untuk diketahui, data pribadi penumpang Lion Group dikabarkan beredar dari sebuah penyimpanan virtual AWS yang diakses via web. Total ada 35 juta data yang bocor, yang terbagi dalam dua database.

Data-data tersebut disimpan dalam file backup yang dibuat pada Mei 2019. Data yang bocor meliputi sejumlah aspek, seperti data Kartu Tanda Penduduk (KTP) penumpang, alamat, nomor telepon, alamat surel, hingga nomor paspor.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru