Masih Menempel di Tempat Asli, Arca Garuda Langka Bernilai Tinggi Ditemukan di Petirtaan Majapahit
Nasional

Pancuran air berupa arca garuda yang ditemukan di petirtaan Majapahit dianggap langka dan bernilai tinggi mengingat saat ditemukan masih menempel di tempat aslinya.

WowKeren - Tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim melakukan proses ekskavasi di bagian petirtaan suci peninggalan Majapahit di Jombang. Dari ekskavasi tersebut ditemukan berbagai benda purbakala. Salah satunya arca garuda.

Arca tersebut diyakini menyiratkan salah satu kisah dalam mitologi Hindu. Arca yang ditemukan masih menempel di dinding sisi barat petirtaan tersebut berbentuk sosok garuda. Dengan tangan kanan mencengkeram leher ular, tangan kirinya memegang ular tersebut.

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan bahwa arca ini berfungsi sebagai pancuran air. Dikatakannya, temuan itu tergolong langka dan memiliki nilai tinggi mengingat arca masih menempel di tempat aslinya.

"Dalam dunia arkeologi, temuan arca pancuran garuda ini disebut insitu," tutur Wicaksono di situs petirtaan Majapahit, Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang, Kamis (19/9). "Artinya saat kami temukan masih menempel di tempat aslinya. Nilainya lebih tinggi daripada temuan lepas. Karena membuktikan arca garuda ini bagian dari petirtaan tersebut."


Wicaksono meyakini arca itu menggambarkan kisah sosok Garudeya dalam agama Hindu. "Sudah pasti arca garuda ini menggambarkan Garudeya. Kisah dalam Agama Hindu tentang seekor garuda mencari amerta di kahyangan untuk membebaskan ibunya dari perbudakan," terangnya.

Selain arca garuda, tim ekskavasi telah menemukan enam pancuran air di petirtaan tersebut. Lima di antaranya berbentuk kepala naga dan satu lagi berbentuk kotak. Oleh sebab itu, petirtaan tersebut diyakini Wicaksono sebagai tempat untuk menyucikan diri.

"Kepala naga kaitannya dengan konsep amerta atau air suci," tutur Wicaksono. "Petirtaan atau kolam air ini menjadi tempat penyucian diri."

Adapun petirtaan tersebut ditemukan di dalam embung Sumberbeji, yang dibangun dan digunakan oleh keluarga raja untuk menyucikan diri. Meski demikian, terkait kapan petirtaan itu dibangun masih belum bisa disimpulkan secara pasti. Melihat dari temuan pecahan keramik dari Dinasti Yuan dan Song di Tiongkok sekitar abad 10-12 masehi, kolam ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Kediri dan digunakan hingga era Majapahit.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru