Begini Penjelasan Polri Soal Cekcok Brimob Dengan Marinir TNI AL Kala Amankan Demo
Instagram/divisihumaspolri
Nasional

Perseteruan tersebut rupanya terjadi ketika pengunjuk rasa melarikan diri ke Wisma Pati Lumba-Luma kala dikejar oleh anggota Brimob pada Rabu (25/9) malam.

WowKeren - Dalam proses pengamanan aksi unjuk rasa di Jakarta pada Rabu (25/9), rupanya sempat terjadi gesekan antara anggota Brimob Polda Metro Jaya dengan marinir TNI AL. Insiden ini terjadi di Wisma Pati Lumba-Lumba TNI AL tadi malam sekitar pukul 21.35 WIB.

Markas Besar Polri pun membenarkan insiden tersebut. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, lantas memberikan penjelasan terkait cekcok tersebut.

Perseteruan tersebut rupanya terjadi ketika pengunjuk rasa melarikan diri ke Wisma Pati Lumba-Luma kala dikejar oleh anggota Brimob ke arah Cawang. Anggota marinir lantas melarang Brimob untuk masuk ke dalam wisma lantaran mereka yang akan membawa demonstran itu keluar.

Namun, ada oknum anggota Brimob yang memaksa masuk ke area wisma tersebut. Setelah berdebat, anggota kepolisian justru merusak pos jaga hingga melepaskan tembakan gas air mata ke arah marinir.


Meski demikian, situasi tersebut meredam setelah 20 menit. Sekitar pukul 21.05 WIB, aparat Brimob bersama Sabhara mundur ke arah Gedung DPR dan situasi menjadi kondusif.

Dedi pun mengungkapkan bahwa komandan lapangan Brimob Polda Metro Jaya sudah berkoordinasi dengan pihak marinir TNI AL setelah gesekan itu terjadi tadi malam. "Sudah ada komunikasi dengan para Komandan Lapangan untuk meredam kejadian itu," terang Dedi pada Kamis (26/9).

Hal ini dilakukan agar tidak ada provokasi yang menimbulkan gesekan lebih besar antara TNI AL dan Brimob Polda Metro Jaya. Polri sendiri disebut Dedi akan terus bersinergi dengan anggota TNI selama bertugas mengamankan aksi di lapangan. "Sinergi di lapangan akan terus dilakukan dan terus ditingkatkan untuk bersama-sama meredam rusuh massa," ujar Dedi.

Sinergi ini agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara aparat tersebut. Dedi mengaku khawatir apabila Polri dan TNI tidak bersinergi maka ada pihak tertentu yang akan memanfaatkan situasi tersebut untuk kepentingan pribadi.

Sebelumnya, ratusan pelajar setingkat SMA mendatangi Gedung DPR kemarin. Para pelajar tersebut mengaku ingin mengikuti demo penolakan Rancangan Undang-Undang (RUU) meski tak tahu RUU mana yang akan ditolak.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait