BNPB Klaim Kualitas Udara di Sumatera dan Kalimantan Sudah Membaik
Twitter/infoPLK
Nasional

BNPB terus mengupayakan modifikasi cuaca dengan menurunkan hujan buatan. BNPB menuturkan hujan yang turun bermanfaat untuk membasahi gambut guna mencegah kebakaran.

WowKeren - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa kualitas udara di Sumatera dan Kalimantan sudah kian membaik. Kondisi ini sejalan dengan menurunnya sejumlah titik panas atau hot spot di wilayah terdampak karhutla.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo menuturkan bahwa berdasarkan pantauan satelit, jumlah titik panas di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat telah menurun. Meski demikian, jajarannya harus bekerja lebih keras sebab masih banyak titik panas di Kalimantan Selatan.

"Pantauan titik panas cenderung akibat kebakaran hutan dan lahan turun seperti di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah," kata Agus melalui keterangan tertulis, Selasa (1/10). "Masih banyak titik panas Kalimantan Selatan. Namun demikian, kualitas udara yang diukur dengan PM 2,5 menunjukkan tingkat baik."

Data terakhir yang didapat pada Senin (30/9), masih ada sekitar 673 titik panas. 141 titik di antaranya terdeteksi di Kalimantan Selatan sedangkan sisanya tersebar di Kalteng, Sumsel, dan Jambi. Sedangkan di Riau dan Kalbar tidak terdeteksi adanya titik.


Agus menuturkan bahwa operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) terus berlangsung baik. BNPB bahkan telah mengerahkan dua pesawat untuk menabur garam sebanyak 9.600 kg untuk membuat hujan buatan.

"Operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) terus berlangsung baik di Sumatera maupun di Kalimantan," tutur Agus. "Pada hari Senin kemarin dikerahkan dua pesawat di Sumatera dan dua pesawat di Kaltim dengan total garam yang ditabur sejumlah 9.600 kg."

Kondisi ini harus dipertahankan. Semakin titik panas berkurang maka akan semakin besar potensi masyarakat terdampak asap karhutla untuk kembali menghirup udara segar. Hujan yang turun bisa dioptimalkan untuk membasahi lahan gambut untuk mengurangi potensi terjadinya kebakaran di kemudian hari.

"Gambut perlu dikembalikan ke kodratnya yaitu basah dan berair sehingga tidak mudah terbakar," tutur Agus. "Usaha pembahasan gambut ini perlu dilakukan terus menerus sehingga tahun depan tidak terjadi kebakaran lagi."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru