Mimpi Besar Tompi Ternyata Bukan Jadi Penyanyi dan Dokter Bedah, Lalu Apa?
Instagram/dr_tompi
Selebriti

Selain menjadi penyanyi dan dokter bedah, Tompi merambah ke dunia fotografi yang ternyata bukan profesi impiannya. Namun belum lama ini Tompi akhirnya sudah berhasil mewujudkan mimpi besarnya.

WowKeren - Tompi dikenal sebagai penyanyi dengan suaranya yang merdu. Ia juga adalah seorang dokter bedah. Tak cukup menekuni dua bidang, Tompi merambah ke dunia fotografi.

Namun beragam profesi tersebut ternyata bukan menjadi impian pria bernama asli Teuku Adi Fitrian itu. Ada satu mimpi besar yang baru-baru ini berhasil Tompi wujudkan, yakni membuat film.

"Bikin film buat saya memang mimpi saya sih. Nyanyi, bikin album, itu bukan mimpi saya," cerita Tompi saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan pada Senin (30/9) seperti dilansir dari Cumicumi. "Saya enggak pernah ada cita-cita mau jadi penyanyi sebenarnya. Tapi ketertarikan saya dengan dunia teater, ketertarikan saya sama puisi zaman SD, SMP, SMA, ya itu yang saya turutin."

Tompi menceritakan keaktifannya dengan berbagai kegiatan selama sekolah. Bapak dengan satu orang anak ini menyebut mimpinya untuk membuat film sayang bila dilewatkan begitu saja.

"Jadi pas SD, SMP, SMA, saya cukup aktif di sangar tari, tari tradisional. Saya ikut sanggar tari saman dan Sedati Aceh, terus saya ikut sanggar teater, saya aktif dipuisi, saya enggak pernah nyanyi," sambung Tompi. "Tapi tiba-tiba kuliah saya jadi penyanyi, tapi itu bukan mimpi, itu rezeki nomplok saja. Tapi kalau yang memang mimpi saya ya bikin film, dan sekarang setelah dapat kesempatan, kalau enggak saya penuhi ya sayang."

Impian Tompi untuk membuat film terwujud melalui "Pretty Boys". Film yang dibintangi oleh Desta dan Vincent Rompies itu menjadi debut Tompi sebagai seorang sutradara.

"Saya enggak nagih untuk main sih. Saya bukan calon pemain yang baik, tapi kalau directing saya cukup sih," beber Tompi. "Jadi saya fokus mau director."


Tompi menceritakan awal ketertarikannya dalam membuat film. Ia menjelaskan saat menjadi sutradara hanya berusaha memproyeksikan apa yang ada di kepalanya menjadi sebuah adegan.

"Belajarnya dari SD, SMP, SMA. Saya sudah demen dari sana sih. Sebenarnya sama saja kok," kata Tompi. "Menurut saya ini mungkin saya salah, tapi men-direct itu semacam bagaimana kita mengatur adegan itu supaya berjalan seperti apa yang di kepala kita, kan begitu kira-kira."

Pria berusia 41 tahun ini mengungkap sejumlah referensi yang digunakan untuk membuat sebuah film. Mulai dari pengalaman hidup hingga pelajaran dari sekolah.

"Nah, untuk mengatur itu kan untuk menggambar apa yang ada di kepala kita itu kan perlu wawasan, perlu refrensi, kita perlu pengalaman hidup selama ini itu ngapain saja," tutur Tompi. "Jadi sekolah untuk menjadi director itu adalah ngambil ilmunya supaya bahasanya baku. Sama kayak orang main musik, orang sekolah musik supaya dia tahu apa yang dia mainin. Tapi ada juga orang yang bisa main tapi nggak tau apa yang di mainin."

Sukses menjadi sutradara dalam film pertamanya, Tompi tak mau besar kepala. Ia mengungkap masih banyak belajar supaya menjadi sutradara yang handal.

"Nah, mungkin saya saat ini masih dalam tahap yang bisa mengerjakan tapi nggak tahu apa yang bisa saya kerjain. Bukan berarti saya boleh berbangga diri dengan status ini," ujar Tompi. "Kedepannya saya akan belajar, jadi saya rasa proses belajar ini bisa dikejar dalam berbagai cara. Perbanyak baca, supaya tahu istilah, tahu standar bakunya, tahu misalnya bahasa yang digunakan dalam men-direct. Sehingga dalam produksi itu kita nggak kayak yang ngomong ana, anu, sana, sini, tapi jelas gitu."

(wk/tria)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait