Donald Trump Soal Upaya Pencopotannya: Ini Kudeta
Getty Images/Chris Jackson
Dunia

Trump dituduh menekan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, untuk mencari informasi yang dapat menjatuhkan lawan politik di Pilpres AS 2020. Tuduhan ini muncul usai rekaman percakapan Trump dan Zelenskiy terungkap.

WowKeren - Kedudukan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat memang tengah diguncang badai. Pasalnya Trump terancam dimakzulkan usai dituduh menekan Presiden Ukraina untuk terlibat dalam upayanya "mengenyahkan" lawan politiknya.

Respons keras pun langsung diberikan Trump atas kejadian ini. Lewat Twitter-nya, @realDonaldTrump pada Selasa (1/10), Trump menyebut proses pemakzulan ini selayaknya upaya kudeta.

"Dari apa yang saya pelajari setiap hari, saya berkesimpulan ini bukanlah pemakzulan, tetapi kudeta," demikian bunyi terjemahan cuitannya. "Mereka berniat untuk merebut kekuatan rakyat, suara rakyat, kebebasan, amandemen legislasi, agama, dan seluruh hak yang diberikan Tuhan kepada warga Amerika Serikat!"

Donald Trump Soal Upaya Pencopotannya: Ini Kudeta

Twitter

Ungkapan ini tak hanya disampaikan Trump. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, juga menilai proses pemakzulan Trump sebagai upaya untuk mendiskreditkan kaum profesional di kalangan wakil rakyat.


"Ini adalah upaya untuk mengintimidasi dan memperlakukan kaum profesional di Dewan Perwakilan (House of Representatives) secara tidak layak," ujar Pompeo.

Namun DPR AS memiliki pandangan yang berbeda. Menurut Partai Demokrat, selaku mayoritas di DPR, menilai Pompeo hanya sedang berupaya menghindari penyelidikan. Pasalnya Komite Intelijen DPR AS dilaporkan membidik setidaknya dua diplomat terkait proses pemakzulan Trump ini.

Di sisi lain, Trump pun berbalik menyerang pihak-pihak yang pro terhadap upaya pemakzulan dirinya. Kali ini Trump menyerukan agar anggota parlemen AS sekaligus pimpinan penyelidikan pemakzulan dirinya, Adam Schiff, untuk ditangkap atas dasar pengkhianatan.

"Percakapan saya dengan Presiden Ukraina tidak bermuatan apa-apa, kecuali Anda mendengar versi rekayasa dari Adam Schiff," ujar Trump pada Senin (30/9). "Ini adalah berita palsu yang disebarkan oleh media, bersama dengan partner mereka, Partai Demokrat. Hoaks!"

"Adam Schiff secara ilegal membuat pernyataan yang palsu dan mengerikan, seolah-olah itu datang dari saya sebagai bagian terpenting dari percakapan saya dengan Presiden Ukraina. Lalu ia membacakan (hasil rekayasanya) keras-keras di Kongres dan masyarakat Amerika," imbuhnya. "Itu sama sekali tidak mencerminkan percakapan kami yang sesungguhnya. (Bagaimana jika Schiff) ditahan karena berkhianat?"

Hingga kini penyelidikan atas proses pemakzulan Trump masih berlanjut. Bila komite penyelidikan berhasil membuktikan pelanggaran Trump, maka DPR AS yang akan menentukan nasib sang presiden ke depannya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait