Miris, Sebagian Korban Gempa Di Maluku Hanya Dapat Ini Di Pengungsian
Nasional

Status darurat gempa di Maluku beberapa waktu lalu membuat sejumlah warga mengungsi. Akan tetapi, sejumlah warga yang mengungsi menyatakan bahwa mereka hanya mendapatkan sedikit makanan di pengungsian.

WowKeren - Gempa yang terjadi di Provinsi Maluku dan sekitarnya menyebabkan ribuan rumah rusak dan puluhan warga meninggal dunia. Hingga hari ini, gempa susulan pun masih terjadi meskipun tak berpotensi tsunami. Hal tersebut membuat banyak warga setempat merasa takut sehingga memutuskan untuk tinggal di pengungsian.

Malangnya, sejumlah warga diketahui tak mendapatkan pasokan pangan yang memadai selama berada di tempat pengungsian. Hal tersebut terjadi di pengungsian Dusun Umekau, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Para pengungsi mengatakan bahwa meski banyak bantuan yang mengalir, namun banyak dari mereka yang mengungsi di Dusun Umekau tidak mendapatkan banyak bantuan. Apalagi, menurut kesaksian seorang pengungsi bantuan yang diberikan tidak setiap hari disalurkan.

“Kita hanya dapat beras 1 kg, mi instan dua bungkus dan air mineral dua botol saja,” kata Alim yang dilansir Kompas pada Senin (14/10). “Kita heran saja bantuan terus masuk tapi entah disalurkan ke mana? Kita di sini hanya dapat beras dan mi.

Menurutnya, sejak mengungsi warga di dusun tersebut baru mendapat bantuan beras dan mi instan sebanyak dua kali. Ironisnya. bantuan yang dibagikan kepada para pengungsi itu dihitung berdasarkan tenda. Padahal, satu tenda darurat terdiri dari 5 Kepala Keluarga (KK) dan bahkan ada yang lebih banyak dari itu.


Pengungsi lain, yakni Aminah mengatakan jika penyaluran bantuan di desa tersebut masih terfokus di lokasi pengungsian yang ada di kawasan Universitas Darusalam. Hal tersebut membuat banyak pengungsi di lokasi lain tidak kebagian bantuan.

“Saya juga heran mengapa bantuan sebanyak itu tapi kita tidak dapat," ujarnya kepada wartawan. "Katanya ada handuk, selimut, makanan bayi dan lain-lain sudah disalurkan tapi kita tidak dapat itu."

Akhirnya, Aminah pun menyarankan kepada para relawan agar menyalurkan bantuan dengan mendatangi langsung tenda-tenda darurat di lokasi pengungsian serta menyerahkannya langsung kepada pengungsi. Hal tersebut dilakukan agar semua pengungsi bisa menerima bantuan.

Sebelumnya, gempa di Pulau Ambon, Maluku terjadi semenjak 26 September lalu dengan magnitudo 6,8 skala richter (SR). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa hingga Senin (14/10) ini, terdapat 1.516 gempa susulan yang terjadi. Gempa susulan yang terbesar terjadi pada 26 September lalu yakni sebesar 5,6 SR.

Kepala Seksi Data BMKG Stasiun Ambon, Andi Azhar mengatakan bahwa hal tersebut sangat lumrah terjadi. Menurutnya, gempa kuat dengan magnitudo di atas 6,0 SR biasanya memang akan disertai dengan gempa susulan. Potensi gempa susulan akan semakin banyak jika kondisi batuan di wilayah tersebut rapuh.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru