Seorang pekerja bangunan di Wamena dilaporkan meninggal dunia usai ditikam dua orang tak dikenal pada Sabtu (12/10) lalu. Kasus ini pun dicurigai terkait dengan kerusuhan Wamena beberapa waktu lalu.
- Elvariza Opita
- Senin, 14 Oktober 2019 - 12:31 WIB
WowKeren - Wamena, Papua kembali bergejolak. Kali ini seorang pekerja bangunan atas nama Deri Datu Padang (30) dilaporkan meninggal dunia usai menjadi korban penikaman oleh orang tak dikenal.
Dilansir dari Detik News, Deri menjadi korban penikaman pada Sabtu (12/10). Kasus ini terjadi ketika Deri sedang melintas di dekat Jembatan Woma. Deri bersama lima rekannya berboncengan menggunakan empat sepeda motor usai kembali dari lokasi kerja mereka di depan Gereja Katolik Paroki Woma.
Ketika sampai di depan jembatan, korban yang tepat berada di iring-iringan paling depan, tiba-tiba ditikam oleh orang tak dikenal. Menurut kesaksian, ada dua orang yang menikam mendiang, yakni seorang pria dewasa dengan baju merah dan seorang remaja. Keduanya pun melarikan diri ke arah kuburan lama.
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw pun angkat bicara. Menurutnya kedua pelaku merupakan anak muda yang tidak punya pekerjaan jelas. Mereka pun diduga sebagai "biang kerok" yang terkenal suka melawan ketertiban.
"Itu anak-anak yang free man, yang hidupnya mau enak saja. Tidak mau bekerja, hanya mau mengganggu yang lain," ungkap Paulus di Timika, Papua, Minggu (13/10). "Mau dapat hasil yang banyak dengan cara-cara yang tidak benar."
Kendati demikian, Paulus pun menduga kasus ini masih berkaitan dengan kerusuhan yang terjadi di Wamena pada 23 September 2019 lalu. Namun ia mengaku masih menyelidiki lebih dalam dugaan ini.
Paulus juga meminta agar warga yang tak berkepentingan supaya tidak membawa senjata tajam saat keluar rumah. Hal ini dilakukan demi menjaga keamanan sampai polisi berhasil meringkus kedua pelaku penikaman.
"Kita akan lakukan untuk memastikan persoalan ini (yang berkaitan dengan kejadian pada 23 September) sudah selesai," tutur Paulus. "Saya harap warga tidak membawa senjata tajam. Setop, daripada saudara kecewa."
Hingga kini diketahui proses penyelidikan masih berlangsung. Demi mengusut tuntas kasus tersebut, Polda Papua pun mengirimkan tim yang dipimpin oleh Direktur Reserse Kriminal Umum untuk membantu Polres Jayawijaya.
(wk/elva)