Siap Jadi Menteri Jokowi, Prabowo Tak Nyapres Lagi di 2024?
Instagram/prabowo
Nasional

Fixpoll Media Polling Indonesia menilai bahwa tidak menutup kemungkinan Prabowo akan maju lagi ke Pilpres 2024 jika memutuskan untuk melepaskan jabatan menterinya di tengah jalan.

WowKeren - Desas-desus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk menjadi salah satu menteri di kabinet pemerintahan Joko Widodo periode kedua semakin berembus kencang. Jika Prabowo memang benar menjadi menteri, maka diperkirakan mantan Danjen Kopassus tersebut tidak akan maju di Pemilihan Presiden 2024 nanti.

Direktur Fixpoll Media Polling Indonesia, Mohamad Anas RA menilai misteri bergabungnya Partai Gerindra dalam Kabinet Kerja jilid II sudah terjawab ketika Prabowo Subianto dan Edy Prabowo mendatangi istana negara menemui Presiden Jokowi. Diketahui, pada Senin (21/10) kemarin, sejumlah tokoh dari berbagai latar belakang dipanggil oleh Jokowi untuk hadir ke Istana dengan menggunakan meja putih. Mereka-mereka yang memakai kemeja putih ini disinyalir akan menjadi menteri Jokowi.

Anas menuturkan, bahwa jika Prabowo bersedia membantu Jokowi dengan menjadi menteri selama periode pemerintahan 2019-2024, maka kemungkinan besar Ketum Gerindra tersebut tidak akan maju dalam Capres-Cawapres berikutnya. Meski demikian, kemungkinan Prabowo nyapres lagi juga masih ada jika ia memilih mundur di tengah mengemban jabatannya itu.

"Bersedianya Prabowo menjadi Menteri kemungkinan pak Prabowo tak nyapres lagi di 2024, selama menjabat hingga akhir masa jabatan presiden," jelas Anas. "Namun beda halnya jika Prabowo ditengah jalan memilih mundur berarti beliau siap-siap nyapres lagi."


Menurutnya, Prabowo tahu betul jika jabatan menteri ini sangatlah strategis. Sebab dengan begitu, Prabowo bisa berinteraksi dengan masyarakat setiap saat melalui pemerintah. "Dan jabatan ini bisa mempengaruhi persepsi publik melalui kebijakannya," ujarnya.

Meski demikian, Prabowo yang dulunya merupakan oposisi sepertinya akan sulit untuk diterima sepenuhnya ke dalam koalisi Jokowi. Sebab tentu saja, bergabungnya Gerindra akan mengurangi jatah kursi menteri untuk parpol koalisi.

"Pertama mempengaruhi jumlah jatah menteri," lanjut Anas. "Kedua hadir ketidaknyamanan dalam koalisi pemerintah. Meskipun Prabowo telah melakukan safari politik partai koalisi Jokowi-amin."

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh menunjukkan sinyal-sinyal bersedia menjadi oposisi. Hal tersebut menyusul banyaknya parpol yang merapat ke pemerintah.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait