Tuntut Kematian Mahasiswa Kendari Segera Dituntaskan, Keluarga Korban Ikut Demo
Nasional

2 mahasiswa Universitas Halu Oleo, Sultra harus meregang nyawa dalam demonstrasi pada 26 September 2019 lalu. Belakangan terungkap ada oknum aparat yang menyalahi SOP pengamanan demonstrasi.

WowKeren - Kendari, Sulawesi Tenggara kembali membara. Kali ini mahasiswa berunjuk rasa di depan Polda Sultra demi menyuarakan perihal pengusutan tindakan represif aparat yang sampai menewaskan dua demonstran.

Sebagai pemngingat, dua mahasiswa Universitas Halu Oleo bernama Randi (21) dan Yusuf Kardawi (19) harus meregang nyawa dalam demonstrasi pada akhir September 2019 lalu. Keduanya diketahui meninggal karena diterjang timah panas.

Kasus itu sendiri diketahui masih bergulir hingga kini. Namun proses yang dinilai berlarut-larut membuat sejumlah pihak geram dan kembali menggelar unjuk rasa.

Tak hanya mahasiswa, keluarga korban pun ikut dalam aksi unjuk rasa tersebut. Dilansir dari CNN Indonesia, ratusan demonstran itu mulai merapat ke Polda Sultra sekitar pukul 11.00 WITA atau 10.00 WIB.

Sejumlah aksi mereka gelar dalam kesempatan tersebut. Mulai dari aksi teatrikal di depan kawat duri hingga membakar ban bekas.


Paman dari mendiang Yusuf, Samsuddin, pun berorasi dalam kesempatan itu. Ia mengaku sengaja datang demo karena menganggap proses pengusutan penembakan Randi dan Yusuf tidak berjalan.

"Kami datang meminta keadilan bapak-bapak," ujar Samsuddin berorasi, Selasa (22/10). "Kami ikhlas dengan meninggalnya Yusuf, tapi sebagai keluarga kami tidak ikhlas almarhum meninggal karena tembakan."

Samsuddin juga menyoroti belum adanya aparat yang menjadi tersangka dalam kejadian tersebut. Padahal sudah ada beberapa polisi yang diperiksa lantaran diduga terlibat.

"Sudah 25 hari Yusuf dan Randi meninggal dunia. Namun, sampai saat ini baru memeriksa enam polisi. Itu pun statusnya masih terperiksa," tuturnya. "Hingga saat ini belum ada kejelasan. Kami keluarga menuntut polisi secepatnya mengusut kasus ini. Bagaimana jika anak polisi diperlakukan seperti itu?"

Koordinator lapangan aksi, Rahman Manangkiri, bahkan menilai polisi sengaja memperlambat proses pengungkapan kasus. "Ini sudah 25 hari, prosesnya baru sidang disiplin dan rencana uji balistik," ujar Rahman.

Aksi demo pun sempat diwarnai kericuhan. Seorang anggota polisi yang berada di tengah barisan massa diduga kena pukul. Beruntung anggota polisi ini bisa dievakuasi oleh sejumlah aparat TNI yang turut berjaga di lokasi demonstrasi.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru