Bupati Minahasa Selatan Dipanggil Jokowi Tapi Batal Jadi Menteri, Ini Kata Istana
Nasional

Kedatangan Tetty Paruntu di Istana Negara pada Senin (21/10) kemarin membuat publik mengira sang bupati akan menjadi menteri. Namun belakangan terungkap nama Tetty dicoret di menit-menit terakhir penentuan.

WowKeren - Sejak Senin (21/10) kemarin, Presiden Joko Widodo telah memanggil sosok-sosok yang akan mendampingi kinerjanya selama lima tahun ke depan. Atensi publik pun terarah kepada para calon "pembantu" presiden tersebut.

Namun ada satu sosok yang menarik perhatian publik. Pasalnya ia tertangkap kamera mendatangi Istana Negara pada Senin pagi, namun mendadak dikabarkan batal menjadi menteri.

Sosok itu adalah Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu, politikus Golkar yang menjabat sebagai Bupati Minahasa Selatan. Kepala daerah berusia 52 tahun itu terpantau hadir di Istana Negara dengan mengenakan pakaian putih dan bawahan hitam, senada dengan para calon menteri lainnya.

"Harapan palsu" yang sempat mengiringi nasib Tetty ini pun menjadi pembicaraan publik. Menanggapinya, pihak Istana pun buka suara. Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, membenarkan bahwa Tetty sedianya akan dijadikan menteri. Namun ada rekam jejaknya yang membuat Jokowi memutuskan untuk mencoretnya di detik-detik terakhir.

Lebih spesifik, menurut Fadjroel, Tetty dicoret lantaran terkait dengan kasus korupsi. "Memang diundang, tapi ada pertimbangan prinsip kehati-hatian," tutur Fadjroel di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10).


Untuk diketahui, Tetty menjadi salah satu orang yang pernah diperiksa sebagai saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia diperiksa terkait dengan kasus dugaan suap yang melibatkan Bowo Sidik Pangarso.

Pemeriksaan itu dilakukan pada 26 Juli 2019 lalu. Tetty diduga memberikan suap kepada Bowo sebesar Rp 2,6 miliar atas kerja sama pengangkutan pupuk dan gratifikasi senilai Rp 7,7 miliar terkait jabatannya sebagai pimpinan Komisi IV.

Informasi ini pun dibenarkan oleh pihak KPK. Jubir KPK Febri Diansyah menyatakan bahwa Tetty diperiksa terkait kasus suap yang menjerat Bowo.

"Saat itu, kami menelusuri dugaan sumber gratifikasi yang diberikan kepada anggota DPR, Bowo Sidik," ujar Febri lewat keterangan tertulis, dilansir Kompas. "Terkait revitalisasi pasar di Minahasa Selatan."

Sebelumnya pihak Istana memberikan klarifikasi berbeda terkait dengan "PHP" yang dialami Tetty ini. Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, Tetty merupakan "tamu tak diundang".

"Tidak (diundang Presiden)," ujar Bey, Senin (21/10). "Tadi datang untuk menemui Pak Airlangga (Ketum Golkar Airlangga Hartarto)."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait