Ini Kata Muhammadiyah Soal Rencana Jokowi Ubah Istilah Radikalisme Jadi Manipulator Agama
Nasional

Presiden Jokowi mengusulkan untuk mengubah istilah radikalisme menjadi manipulator agama saat membuka rapat terbatas di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Kamis (31/10). PP Muhammadiyah pun turut menyampaikan pendapatnya soal rencana tersebut.

WowKeren - Presiden [c=Joko Widodo} mengusulkan istilah radikalisme agar diganti menjadi manipulator agama. Hal tersebut disampaikannya saat membuka rapat terbatas dengan topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, di Kantor Presiden, Kamis (31/10).

Menanggapi usulan Jokowi tersebut, PP Muhammadiyah pun tak mempermasalahkannya. "Saya kira silakan saja pengistilahan apapun juga. Mau (menyebut) manipulator agama, mau radikal juga tidak apa-apa," kata Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad, Jumat (1/11). "Tapi kalau mau ada penggantian istilah silahkan saja."

Namun, Dadang tak ingin istilah radikalisme atau manipulator agama secara khusus dikaitkan dengan agama tertentu. Karena dalam upaya pemberantasan radikalisme yang paling penting adalah mengembalikan ajaran agama ke tujuan awalnya yaitu kebaikan.

"Yang penting bagi kita, agama dijadikan sebagai alat untuk kejahatan yang tidak bagus," jelasnya. "Agama itu kan untuk kebaikan, untuk supaya orang bahagia di dunia dan di akhirat."


Menurt Dadang, radikalisme bukan hanya disebabkan oleh agama saja. Namun ada juga faktor lain yang bisa mempengaruhi seseorang memiliki paham yang radikal.

Karena itu, persoalan radikalisme harusnya diselesaikan dari berbagai segi kehidupan. Hal ini untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan jadi syarat utama agar paham radikalisme tidak berkembang.

"Untuk memberantas radikalisme ini kan tidak sendiri bukan hanya agama," paparnya. "Tapi ada aspek lain yang membuat orang radikal mungkin karena merasa ada ketidakadilan, karena kemiskinan, kebodohan, dan aspek lain termasuk pengasuhan waktu kecil. Bahkan kondisi rumah juga bisa memicu seseorang jadi radikal. Jadi tidak tunggal pemicunya karena agama. Tapi ada faktor lain," papar Dadang.

Sebelumnya diketahui jika Jokowi meminta adanya upaya serius untuk menangkal radikalisme. Ia bahkan meminta Menko Polhukam Mahfud Md mengkoordinasikan penanganan masalah itu.

"Harus ada upaya yang serius untuk mencegah meluasnya, dengan apa yang sekarang ini banyak disebut yaitu mengenai radikalisme," kata Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (31/10).

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait