Moeldoko Tegaskan Pembangunan Tetap Berlanjut Meski Papua Masih Dihantui Teror
Nasional

Sebab menurut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, infrastruktur amat diperlukan untuk menunjang kehidupan manusia hingga mampu membawa peradaban ke arah yang lebih baik.

WowKeren - Presiden Joko Widodo getol melakukan pembangunan infrastruktur di Indonesia sejak lima tahun terakhir. Pembangunan tersebut pun akan terus berlanjut hingga di periode kedua pemerintahannya.

Namun, pembangunan infrastruktur tersebut bukanlah tanpa halangan, seperti yang ada di Papua. Adanya aksi kekerasan dan gerakan separatisme kerap mengganggu progres pembangunan di sana.

Meski demikian, hal itu tidak akan mengurungkan niat pemerintah untuk melanjutkan pembangunan di sana. Hal tersebut pun sudah ditegaskan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Ia menyatakan bahwa pembangunan di Bumi Cenderawasih harus tetap berjalan.

"Itu sudah diucapkan Presiden," kata Moeldoko dilansir dari Kompas, Selasa (5/11). "Kita tidak akan berhenti melakukan pembangunan di Papua hanya karena adanya teror aksi kekerasan. Enggak. Tetap harus jalan."


Moeldoko melanjutkan bahwa hal itu berkaitan dengan keputusan Jokowi untuk menunjuk Wempi Wetipo yang merupakan putra asli Papua untuk menjadi Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jokowi mempercayakan tugas untuk mengawal pembangunan di Papua kepada Wempi.

Infrastruktur, dikatakan Moeldoko, sangat penting untuk menunjang pembangunan manusia. Sebab dengan infrastruktur yang memadai, masyarakat bisa mendapatkan akses yang lebih mudah ke berbagai sektor. Sehingga lambat laun kondisi itu akan menghadirkan perubahan pada peradaban manusia.

"Karena kita berpikir future (masa depan). Bagaimana pembangunan manusia bisa terus berkembang dan infrastruktur adalah salah satu caranya," jelas Moeldoko. "Yang tadinya tidak terjangkau dengan baik, akses pendidikan, kesehatan, maka dengan infrastruktur semuanya akan mudah, akan berubah peradaban itu."

Untuk meredam aksi separatisme yang meresahkan warga Papua, Moeldoko menilai perlu adanya pendekatan holistik. Karena pendekatan keamanan saja tak cukup, maka para tentara TNI dan polisi yang dikirimkan ke Bumi Cenderawasih tersebut akan menggunakan pendekatan kesejahteraan.

"Saya saat jadi Panglima selalu saya bilang kepada prajurit saya sebelum dia berangkat," jelas mantan panglima TNI tersebut. "Kalian para prajurit konsep yang ingin saya lakukan adalah cangkul ada di depan, tapi senjata kamu ada di belakang."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait