Pertamina Bantah Ahok Digaji Rp 3,2 Miliar per Bulan Sebagai Komisaris Utama
Nasional

Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Ridwan Bae, mempertanyakan gaji fantastis komisaris Pertamina. Direktur Pemasaran Korporat Pertamina, Basuki Trikora Putra, pun memberi klarifikasi.

WowKeren - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah resmi menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) pada Senin (25/11). Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut diketahui menggantikan posisi Tanri Abeng.

Salah satu yang menjadi sorotan dari keputusan ini adalah besaran gaji yang akan diterima Ahok sebagai Komisaris Utama. Ahok, para komisaris, serta direksi Pertamina lainnya dikabarkan akan mendapat gaji fantastis yang angkanya mencapai Rp 3,2 miliar per bulan.

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Partai Golkar, Ridwan Bae, mempertanyakan gaji fantastis komisaris Pertamina. Ridwan juga menyinggung ketidakseimbangan gaji fantastis tersebut dengan harga avtur yang juga tinggi.

"Kepada Pertamina, saya ingin penjelasan yang lebih serius karena ini viral di media sosial, yaitu gaji komisaris Pertamina Rp 3,2 miliar," tutur Ridwan dalam rapat kerja di Komisi V DPR, Senayan, pada Senin (25/11). "Kaitannya, dengan harga avtur yang tinggi, sepertinya ada ketidakseimbangan. Tolong penjelasannya."


Menanggapi kritik Ridwan, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra pun memberi klarifikasi. Basuki menyebut bahwa besaran gaji komisaris yang viral tersebut adalah hoaks.

"Itu hoaks! Kami tidak tahu angkanya bisa sebesar itu," tutur Basuki. "Masyarakat bisa memahami."

Sebelumnya, laporan keuangan Pertamina tahun buku 2018 mencatat bahwa jajaran direksi dan komisaris mendapat kompensasi sebesar USD 47,23 juta atau senilai Rp 661 miliar per tahunnya. Susunan direksi Pertamina saat ini terdiri atas 11 orang, sedangkan jajaran komisaris mencapai 6 orang. Sehingga, jika dibagi rata-rata dengan 17 orang, maka per orang menerima sekitar Rp 38 miliar per tahun atau Rp 3,2 miliar per bulan.

Sementara itu, Ahok disebut akan mengemban sederet tugas berat di jabatan anyarnya ini. Salah satunya adalah perihal isu mafia minyak dan gas.

"Ahok dianggap berani menghadapi para mafia migas yang disinyalir masih ada," ujar peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra PG Talattov, dilansir Antara, Senin (25/11). "Publik memiliki ekspektasi besar terhadap itu kepada Ahok, setidaknya dalam jangka pendek ada tindakan lanjut."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru