Reaksi Tak Terduga Saut Situmorang KPK Soal Isu Hukuman Mati Koruptor
Nasional

Presiden Jokowi menyebut koruptor bisa dihukum mati apabila rakyat berkehendak. Wacana ini pun langsung menjadi pro-kontra dan menuai tanggapan begini dari Wakil Ketua KPK Saut Situmorang.

WowKeren - Presiden Joko Widodo sempat menyampaikan pernyataan yang cukup membuat heboh masyarakat Indonesia pada Senin (9/12) lalu. Pasalnya Jokowi memunculkan kembali isu adanya hukuman mati bagi koruptor.

"Ya bisa saja (dihukum mati) kalau jadi kehendak masyarakat," ujar Jokowi. Ia pun memberikan contoh kasus-kasus yang koruptornya bisa dihukum mati, seperti korupsi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana alam.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang pun angkat bicara. Ia mengaku lebih tertarik dengan usaha untuk memperkuat KPK alih-alih wacana hukuman mati tersebut.

"Sebenarnya saya nggak terlalu tertarik bahas itu," ungkap Saut, jujur, ketika ditemui di Anti Corruption Learning Center (ACLC) KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (10/12). "(Lebih baik membahas) Undang-Undang KPK-nya diganti dengan yang lebih baik, terus Undang-Undang Tipikor nya diganti."

Menurut Saut, korupsi bukan hanya soal besar kecilnya uang yang dicuri. Yang lebih penting, imbuhnya, adalah dari sisi penegakan hukum.


Para penegak hukum harus selalu bisa membawa oknum koruptor ke pengadilan demi mempertanggung jawabkan perbuatannya. Saut juga menilai sebaiknya masalah korupsi di Indonesia tak melulu diwarnai dengan retorika belaka.

"Makanya saya bilang jangan terlalu main di retorika-retorika yang seperti itulah," tutur Saut, dilansir dari Detik News, Rabu (11/12). "Mainlah yang membuat Indonesia lebih sustain berubah secara substantif."

Saut lantas menyoroti negara-negara maju yang memiliki indeks persepsi korupsi tinggi. Menurutnya negara-negara itu telah berhasil mendidik para generasi mudanya agar memiliki integritas.

"Karena kalau dari sisi pencegahan, negara-negara besar mulai mendidik rakyat," jelas Saut. "Mereka mulai bahkan mendidik anaknya kalau ketemu dompet, cari alamatnya, antar ke rumahnya. Sesederhana itu."

"Jadi Anda jangan terlalu masuk di retorika itu," pungkasnya. "Betul yang besar kita kerjain, ya kan yang kecil juga kita kerjain."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru