Garuda Indonesia Cari Duit Rp 12,6 Triliun Untuk Bayar Utang
Nasional

Berdasarkan laporan keuangan 2018, Garuda Indonesia memiliki utang sebesar USD 1,6 miliar atau setara Rp 22,4 triliun per 31 Desember 2018. Utang tersebut jatuh tempo dalam waktu 1 tahun.

WowKeren - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kini tengah berencana untuk mencari dana demi membayar utang atau refinancing. Tak tanggung-tanggung, dana yang diperlukan maskapai pelat merah tersebut mencapai USD 900 juta atau setara dengan Rp 12,6 triliun.

Berdasarkan keterbukaan yang disampaikan perseroan dilansir Rabu (18/12), Garuda Indonesia memiliki utang sebesar USD 1,6 miliar atau setara Rp 22,4 triliun per 31 Desember 2018. Utang tersebut jatuh tempo dalam waktu 1 tahun. Sementara itu, ada pula utang di atas 1 tahun sebesar USD 77 juta atau setara Rp 1,07 triliun.

Demi melunasi utang tersebut, Garuda Indonesia pun menyiapkan 3 skema pencarian dana dengan total nilai transaksi maksimal USD 900 juta. Ketiga skema tersebut adalah penerbitan global sukuk, pendanaan private placement, dan peer to peer lending.

"Dana hasil Penerbitan Global Sukuk dan/atau Instrumen Keuangan Lainnya akan dipergunakan untuk pembiayaan kembali/pelunasan baik sebagian maupun seluruhnya atas hutang Perseroan," demikian kutipan keterangan manajemen Garuda Indonesia. "Sehingga proporsi hutang keuangan yang jatuh tempo dalam satu tahun tidak akan lebih kecil dibandingkan dengan hutang keuangan yang jatuh tempo di atas satu tahun."


Khusus skema penerbitan global sukuk ini, maksimal transaksi USD 750 juta. Penerbitannya akan dilakukan di luar negeri dengan jatuh tempo paling lama tahun 2024.

Sedangkan untuk rencana pendanaan private placement, obligasi dalam bentuk mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dengan nilai maksimal USD 750 juta. Jatuh tempo skema ini adalah tahun 2024 dengan tempo pembayaran bunga setiap 3 atau 6 bulan.

Sementara skema peer to peer lending memiliki nilai maksimal USD 500 juta. Jatuh tempo juga adalah tahun 2024 dengan tempo pembayaran bunga setiap 3 bulan.

Pihak manajemen pun meminta restu kepada para pemegang saham untuk merealisasikan rencana pencarian dana ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Januari 2019 mendatang. Manajemen memastikan bahwa penghimpunan dana ini akan memperpanjang profil jatuh tempo utang perusahaan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait