Akui Targetkan Iran, Trump Langsung Dicap Teroris Hingga Mirip Hitler
Getty Images
Dunia

Ketegangan Iran dan AS meningkat usai tewasnya Mayjen Qasem Soleimani pada Jumat (3/1) lalu. Menanggapinya, Iran pun menyamakan Trump seperti teroris dan pimpinan Nazi Jerman, Adolf Hitler.

WowKeren - Isu Perang Dunia III makin "menggila" di media sosial usai tensi geopolitik antara Iran dan Amerika Serikat kian panas. Diketahui kedua negara itu makin tegang usai AS mengklaim pembunuhan atas Komandan Pasukan Elit Quds Iran, Mayjen Qasem Soleimani, sebagai pekerjaannya.

Peristiwa itu jelas membuat Iran meradang. Tak main-main, Iran bahkan langsung mengecam keras AS dan mengancam akan melakukan balas dendam atas kematian tentara elitnya itu.

Kekinian, amarah Iran pun masih belum teredam. Kali ini Iran kembali meluapkan emosinya dengan menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai teroris berdasi.

Sebutan ini muncul usai Trump dengan terang-terangan mengaku tengah menarget 52 titik di Iran. Bila negara Timur Tengah itu mengambil langkah nekat, dengan menyerang AS misalnya, maka negara Paman Sam pun tak akan ragu dan langsung balik menyerang 52 lokasi tersebut.

Tak hanya menyebutnya sebagai teroris, Iran juga menyebut Trump sebagai sosok yang mirip pentolan Nazi Jerman, Adolf Hitler. Hal ini seperti disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi lewat Twitter-nya.


"Seperti ISIS, Hitler, Genghis (Khan)! Mereka semua menganut kebudayaan penyebar kebencian," kata Azari-Jahromi, dilansir dari India Today, Senin (6/1).

"Trump adalah teroris berbalut setelan (teroris berdasi)," tegas Azari-Jahromi. "Namun dia akan mempelajari sebuah sejarah, bahwa tak ada SATU PUN yang bisa mengalahkan 'The Great Iranian Nation & Culture'."

Sikap tegas Iran ini pun membangkitkan kembali kekhawatiran soal Perang Dunia III. Kendati saat ini masih terlihat "aman", rupanya pemerintah telah bersiap-siap dengan berbagai kemungkinan yang ada.

Hal ini terbukti dari Presiden Joko Widodo yang meminta seluruh jajarannya, terutama Menteri BUMN Erick Thohir untuk waspada. Pasalnya Perang Dunia III berpotensi menyebabkan harga minyak dan gas melonjak hingga 3,6%. Hal ini tentu saja berdampak besar pada Indonesia yang masih bergantung dengan impor migas.

Bila kondisi ini berlanjut, maka akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kenaikan harga BBM tentu akan berpengaruh pada inflasi dan daya beli masyarakat.

Tak hanya itu, hal ini juga berpotensi membuat Indonesia kembali tak dilirik investor asing. "Kalau di pasar keuangan dampaknya adalah volatilitas yang membahayakan ekonomi dalam jangka panjang. Investor makin takut berinvestasi ke pasar negara berkembang," tutur ekonom INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara, Minggu (5/1).

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru