Buka Suara Soal Tepuk Pramuka 'No Kafir', Gus Mus Sebut Merendahkan Keberagaman
Nasional

Tepuk Pramuka 'No Kafir' tengah menjadi sorotan baru-baru ini. Tak sedikit yang turut mengungkapkan pendapatnya soal ini, salah satunya Kiai Mustofa Bisri atau yang kerap dipanggil Gus Mus.

WowKeren - Salah satu peserta kursus pembina pramuka mahir tingkat lanjutan (KML) membuat geger masyarakat Yogyakarta karena mengajarkan tepuk dan yel-yel pramuka menyinggung kafir. Sontak saja peristiwa tersebut diprotes oleh para wali murid karena dinilai rasis.

Menanggapi viralnya kasus tepuk pramuka itu Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin (Taman Pelajar Islam), Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus menyatakan keresahannya terkait hal tersebut. Menurutnya, yel-yel yang diajarkan itu merupakan sikap anti keberagaman.

"Pembina Pramuka kok ajarkan Islam yes, kafir no," ujar Gus Mus dalam dialog kebangsaan bertajuk Merawat Persatuan Menghargai Keberagaman di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakir di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Selasa (14/1). "Ini wong mendem (orang mabuk). Nyekoinya gimana (memberikan minumannya gimana)."


Lebih lanjut, Gus Mus menyebutkan jika sikap pembina pramuka yang merendahkan keberagaman itu menyakitkan dan menyalahi Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin atau rahmat bagi semesta. Apalagi ia dibuat miris karena sikap anti keberagaman ini justru dimiliki oleh orang yang beragama.

Menurut Gus Mus, orang yang beragama seharusnya memahami bahwa Islam adalah agama yang menghargai keberagaman atau perbedaan. Dia mengkritik orang-orang yang mengaku beragama tapi tidak menghargai keberagaman. "Sebelum muncul fatwa seperti itu, ngaji dahulu," katanya.

Gus Mus juga merasa resah dengan orang-orang yang mempersoalkan hal-hal sepele dalam praktek beragama. Dia mencontohkan munculnya orang-orang mengaku beragama yang mempermasalahkan penulisan insyaallah.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut menyayangkan sikap tersebut. Padahal nilai-nilai pramuka sendiri dinilai baik untuk diajarkan guna membentuk karakter siswa. "Nilai-nilai Pramuka itu sangat baik untuk pembentukan karakter anak. Maka, internalisasi kepramukaan tidak boleh bertentangan dengan Dasa Dharma Pramuka," ujar Susanto dilansir Detik, Selasa (14/1).

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru