Buntut Polemik Natuna, Prabowo Bakal Dorong Sistem Ini
Nasional

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bakal menetapkan sistem satu komando laut (one command in the sea) usai memanasnya persoalan perairan Natuna beberapa waktu lalu.

WowKeren - Polemik soal perairan Natuna, Kepulauan Riau yang melibatkan Tiongkok beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan publik. Permasalahan ini juga membuat masyarakat menilai pasukan pengamanan laut Indonesia teledor.

Oleh karena itu, Kementerian Pertahanan di bawah Prabowo Subianto menyatakan bakal terus mendorong penerapan satu komando di kawasan kelautan. Hal ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Komando ini dinilai Prabowo bisa sepenuhnya bisa dipegang oleh Coast Guard di bawah Badan Keamanan Laut (Bakamla). "Supaya one command in the sea atau satu komando di laut, yang ingin dorong coast guard," kata Dahnil di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (16/1).

Tak hanya itu, dengan dorongan ini, Prabowo memutuskan agar alokasi anggaran belanja untuk Bakamla segera diberikan. "Ini anggaran untuk belanja kapal. Jadi itu yang bisa dilakukan Pak Prabowo selain kita akan terus mendorong one command di laut gitu," kata Dahnil.


Dahnil juga menjelaskan bahwa di Indonesia, coast guard memang bertugas untuk mengamankan sipil di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). "Jadi untuk menertibkan masalah hak berdaulat seperti ini, misalnya ada pencurian maka dilakukan oleh Bakamla," jelasnya. "Tapi kalau hak berdaulat, itu TNI, dalam hal ini TNI AL."

Sementara itu, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan sempat mencurahkan isi hatinya ke media sosial soal isu Natuna yang sempat ramai beberapa waktu lalu. Lewat akun Facebook resminya yang bercentang biru, Luhut membuat unggahan yang bertajuk "Teori Clausewitz Tentang Perang" yang menjelaskan bahwa perang merupakan pilihan terakhir dan diplomasi damai harus selalu dikedepankan.

Selain itu, Luhut juga curhat bahwa dirinya dan Menhan Prabowo yang kerap kena bully karena mengedepankan diplomasi di persoalan dengan Tiongkok ini. Luhut mengaku merasa sedih karena ada pihak yang menyebut mereka "penakut".

"Lebih menyedihkan lagi ketika saya dan Menhan RI Prabowo Subianto mengeluarkan pernyataan yang bernada menyejukkan, kami di bully sebagai 'penakut'," lanjut Luhut. "Malah ada koran yang menyindir karir dan korps saya di ketentaraan dulu yang sebenarnya tidak relevan dibandingkan. Saya sedih karena serangan tersebut masuk wilayah pribadi, dan melenceng dari pokok permasalahan."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait