Mbak You merasa banyak pihak yang melintir penerawangannya soal kematian Lina dan Teddy. Kini Mbak You pun menyampaikan pembelaan untuk menanggapi cibiran dari netizen.
- Lailatul Maghfiroh
- Selasa, 04 Februari 2020 - 10:19 WIB
WowKeren - Sebelum hasil autopsi almarhumah Lina keluar, banyak isu yang bermunculan penyebab kematiannya. Termasuk sejumlah paranormal yang mengaitkan kematian Lina dengan sang suami baru yang bernama Teddy.
Mbak You menjadi salah satu peramal yang juga sempat menerawang soal kematian Lina ini. Ia bahkan sempat membahas soal peci yang dipakai Teddy membuat auranya berbeda. Pernyataan itu kemudian membuat publik semakin menyudutkan Teddy sebagai penyebab kematian Lina.
Namun ketika hasil autopsi keluar, Lina dinyatakan meninggal lantaran sakit yang ia derita seperti darah tinggi hingga tukak lambung. Hal ini kemudian membuat banyak netizen mencibir Mbak You lantaran penerawangannya dianggap salah.
Mbak You kemudian memberikan tanggapan yang terkesan sebagai pembelaan. “Semua itu udah ada Undang-Undangnya, karena apapun yang terjadi itu kan nanti yang terbaik. Ya mudah-mudahan siapa yang salah kelihatan, siapa yang benar nanti akan kelihatan, kok saling menduga-duga atau pun mengira-ngira kan tidak nyaman. Karena kalau hasil terawangan kan susah membuktikan dengan hasil kenyataannya,” papar Mbak You.
“Yang penting semua yang terbaik saja, biar polisi yang bekerja, kita hanya orang awam hanya bisa melihat dan mendengar saja,” tambah Mbak You. “Jangan ikut campur dengan hal-hal yang seperti itu dan jangan mendahului.”
Lantas dalam sebuah kesempatan, Mbak You terlihat membalas salah satu komentar netizen yang menyalahkannya. Pasalnya, netizen tersebut menyudutkan Mbak You menjadi penyebab publik memiliki pandangan buruk soal Teddy.
“Tidak ada Mbak You bersikap ngeles, masyarakat juga cerdas punya penilaian masing2, mau siapapun profesinya semua orang punya penilaiannya sendiri2,” ujar Mbak You pada kolom komentar postinganya. “Kalau Mbak You menilai begitu, dan tidak pernah bahas kasusnya dan pecinya, sekalian yang katanya bertuah.”
(wk/lail)
