Meski sama-sama memiliki anak yang masih bayi, Rey Utami tak bisa bebas dan menjadi tahanan kota seperti Nikita Mirzani. Kali ini, Nikita mengaku enggan disamakan dengan Rey.
- Eva Ayu Rahmawati
- Kamis, 06 Februari 2020 - 09:19 WIB
WowKeren - Nikita Mirzani sempat diamankan di Polres Jakarta Selatan selama 3 hari akibat dua kali mangkir. Namun selama ditahan, artis berusia 33 tahun tersebut diperbolehkan membawa putra bungsunya yang bernama Arkana.
Hal tersebut dikarenakan Arkana masih berusia 7 bulan dan harus mendapatkan ASI eksklusif dari Nikita. Setelah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan, Nikita akhirnya dibebaskan meski masih berstatus sebagai tahanan kota. Apalagi Nikita menjadi orangtua tunggal yang harus menghidupi ketiga anaknya.
Di lain sisi, Rey Utami yang juga memiliki anak bayi tak bisa menjadi tahanan kota seperti Nikita, lantaran beberapa syarat yang belum terpenuhi. Seperti diketahui, Rey beserta Pablo Benua dan Galih Ginanjar ditahan akibat kasus vlog "ikan asin" sejak Juli 2019 lalu.
Kali ini, Nikita menegaskan bahwa kasusnya berbeda dengan Rey yang menyakiti hati para wanita di Indonesia. Sementara Nikita hanya bermasalah dengan kasus dugaan KDRT terhadap sang mantan suami, Dipo Latief.
"Kalau Rey mah banyak, pasal 378, 372, belum lagi ngomong tentang bau ikan asin, masa itu disamain sama gue? Gue ngambil uang aja enggak pernah," ujar Nikita saat dijumpai WowKeren di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, pada Rabu (5/2). "Makanya itu salah dia sendiri, kalau Rey itu urusannya sama wanita Indonesia. Kalau gue kan dengan Dipo Ditiro."
Lebih lanjut, Nikita juga enggan disamakan dengan Rey karena merasa berbeda kelas. Selain itu, Nikita juga mengungkapkan bahwa ia tak mengeluarkan uang sedikitpun agar bisa bebas dan menjadi tahanan kota.
"Jangan samakan Nikita Mirzani dengan Rey Utami. Dari kelasnya aja sudah jauh. Lakinya aja, laki-bini bisa ikut pasal penipuan, mobilnya digelap-gelapin. Kalau gue mah mobil gue bagi-bagiin kalau bisa," pungkas Nikita. "Sepeser pun gue enggak keluar uang. Seratus perak pun gue enggak keluar uang di kepolisian dan Kejari. Semuanya murni karena keadilan dan perikemanusian."
(wk/evaa)
