Gelar Rekonstruksi Penyiraman Air Keras, Novel Baswedan Justru Absen
Nasional

Polisi menggelar rekontruksi penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan pada hari ini (7/2). Rekonstruksi yang digelar secara tertutup ini turut menghadirkan kedua tersangka. Namun, tidak terlihat sosok Novel yang menjadi korban.

WowKeren - Rekonstruksi kasus penyiraman air keras ke penyidik KPK Novel Baswedan digelar pada Jumat (7/2). Rekonstruksi tersebut dilakukan di tempat kejadian perkara, Jalan Deposito T8, RT 03/10, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Reka adegan tersebut digelar sekitar pukul 03.00 WIB dipimpin oleh Kasubdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Dwiasih secara tertutup. Awak media bahkan dilarang untuk mendekat ke arah TKP, dan hanya diperkenankan memantau dari jarang kurang lebih 100 meter.

Dalam rekonstruksi ini, para tersangka turut dihadirkan. "Tersangka datang dong, kan rekonstruksi," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Dedy Murti Haryadi, di Jalan Deposito T8, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/2).

Sayangnya, hingga proses rekonstruksi dilakukan sosok korban, Novel Baswedan tak terlihat sama sekali di lokasi. Merespon hal ini, Kuasa hukum Novel, Saur Siagian mengatakan kliennya tak bisa menghadiri proses rekonstruksi karena sakit.

"Yang saya tahu dari klien saya, Pak Novel tidak bisa ikut rekonstruksi karena kesehatan matanya tidak mengizinkan," kata Saor dilansir Detikcom, Jumat (7/2). Saor mengatakan jika kesehatan mata Novel tengah memburuk sejak beberapa waktu yang lalu.


Lebih lanjut, ia menjelaskan jika mata Novel sempat mengalami pembengkakan pasca diperiksa polisi pada 6 Januari 2020 lalu. "Yang saya tahu setelah tanggal 6 (Januari 2020) diperiksa besoknya langsung kan pembengkakan matanya, langsung ke Singapura," jelasnya. "Jadi dia pulang pergi-pulang pergi. Ketika saya hubungi kemarin itu dia sendiri dalam keadaan sakit. Kita tidak tahu apakah keberadaannya."

Meski begitu, Saor mengaku tak tahu keberadaan Novel saat ini. Apakah Novel tengah berada di Singapura untuk memeriksakan matanya atau berada di Indonesia.

"Itu yang nggak saya cek waktu komunikasi dengan dia, karena kan komunikasinya kan telepon apakah dia sedang di Indonesia atau Singapura. Dia tidak konfirmasi kemarin," terangnya. "(Tapi) dia tahu (ada rekonstruksi), karena kan ada pemberitahuan sehari sebelumnya."

Sebelumnya diketahui, penyidik senior KPK, Novel Baswedan mengalami insiden penyiraman air keras pada 11 April 2017 lalu. Saat itu, Novel baru saja menunaikan salat Subuh di Masjid Al-Ihsan, yang berjarak sekitar 4 rumah dari kediamannya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dalam kasus ini, polisi sudah menetapkan dua tersangka yang berstatus polisi aktif. Tersangka itu berinsial RM dan RB setelah ditangkap di Cimanggis, Depok, pada Kamis (26/12) lalu.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru