Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi sindiran yang ditujukan kepada Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
- Bertilia Puteri
- Jumat, 07 Februari 2020 - 16:59 WIB
WowKeren - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat disindir terkait sepak terjangnya di perusahaan BUMN tersebut. Ahok disindir sebagai Komisaris rasa Direktur Utama karena lebih banyak tampil di hadapan publik terkait kepentingan Pertamina.
Sindiran tersebut pun ditanggapi oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Luhut, semua pihak hendaknya dapat menjaga kualitas bicara mereka.
"Kok senang bicara itu," tutur Luhut di Jakarta pada Jumat (7/2). "Mbok ya kalau bicara yang berkualitas."
Diketahui, sindiran tersebut dilontarkan oleh anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade dalam rapat dengar pendapat dengan BUMN sektor energi pada Senin (3/2). Menurut Andre, Ahok yang merupakan Komisaris Utama justru lebih banyak tampil di hadapan publik dibandingan Direktur Utama Nicke Widyawati.
"Saya kira ada Pak Ahok tadi. Karena yang tampil biasanya Pak Ahok," tutur Andre. "Mungkin ada Komisaris rasa Dirut."
Lebih lanjut, Andre berharap agar Kementerian BUMN segera mencermati sepak terjang Ahok di Pertamina. Pasalnya, menurut Andre, kewenangan bicara dalam sebuah perseroan dimilik oleh Direktur Utama, bukannya Komisaris Utama.
"Saya berharap ke depan itu disampaikan Pak Wamen," ujar Andre. "Jangan terlalu maju lah, jangan sampai orang bicara ada Komisaris rasa Dirut."
Di sisi lain, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin sendiri telah menanggapi sindiran terhadap Ahok ini. Dengan nada bercanda, Budi mengatakan bahwa posisi Dirut Pertamina kerjanya berbanding terbalik dengan Komisaris.
"Aku sudah sampaikan ke Pak Ahok (soal Komisaris rasa Dirut)," tutur Budi di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi pada Kamis (6/2) hari ini. "Pak Ahok bilang ini kita dirut yang menyaru jadi komisaris utama. Begitulah kata Pak Ahok."
(wk/Bert)
