Curhat Penumpang Kapal Pesiar yang Dikarantina Jepang Gegara Corona: Rasanya Seperti Dikurung
Dunia

Kapal pesiar bernama 'Diamond Princess' tersebut diperkirakan masih akan dikarantina di pelabuhan Yokohama, dekat Tokyo, hingga 19 Februari 2020 mendatang.

WowKeren - Sebuah kapal pesiar bernama "Diamond Princess" dan seluruh penumpangnya terpaksa dikarantina oleh pemerintah Jepang di pelabuhan Yokohama, dekat Tokyo, sejak pekan lalu. Pasalnya, menurut laporan otoritas kesehatan Jepang, ada 64 orang yang positif terjangkit virus Corona di kapal pesiar tersebut.

Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, telah menyatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan pemeriksaan terhadap 3.711 penumpang dan seluruh kru kapal Diamond Princess. Apabila pemeriksaan jadi dilakukan, maka seluruh penumpang dan kru diharuskan untuk tetap tinggal di atas kapal hingga hasil tes kesehatan mereka keluar. Diamond Princess sendiri diperkirakan masih akan dikarantina hingga 19 Februari 2020 mendatang.

Dilansir Deutsche Welle pada Selasa (11/2), salah seorang penumpang Diamond Princess bernama Cheryl Molesky menceritakan kesehariannya selama dikarantina di atas kapal. Rupanya, para penumpang hanya diperbolehkan beraktivitas di dalam kamar dan diberi waktu terbatas untuk keluar kamar setiap harinya.

"Setiap hari kami diijinkan untuk keluar kamar selama 90 menit, namun kami kebanyakan memilih untuk tetap berada di dalam kamar," tutur Molesky. "Makanan akan selalu diantarkan ke kamar kami pada waktu tertentu setiap harinya."

Menurut Molesky, para penumpang kapal pesiar tersebut tampak gelisah. Ia juga mengungkapkan ada seorang penumpang yang menderita diabetes dan mengkhawatirkan pengobatannya.


"Orang-orang diminta untuk meninggalkan kabin mereka dengan tertib dan menjaga jarak 2 meter dengan orang lain. Kami harus memakai masker dan sarung tangan," jelas Molesky. "Ketika tiba waktunya untuk keluar kabin, kapten kapal akan selalu mengumumkan protokol tersebut berulang-ulang."

Molesky juga mengungkapkan awal dari pengumuman virus Corona tersebut. Menurut Molesky, penumpang tidak diberi banyak informasi, hanya diberitahu adanya seorang pria sakit yang turun di Hong Kong. Kapal pesiar itu juga disebutnya tiba di Yokohama lebih cepat dari yang dijadwalkan.

"Kami kemudian diperiksa oleh otoritas Jepang, dan ternyata itulah mengapa kami tiba lebih awal di Yokohama, agar mereka dapat memeriksa kami," ungkap Moleskty. "Petugas dari Jepang kemudian memberikan kuesioner kepada kami untuk diisi. Mereka juga mewawancarai semua penumpang dan mengukur suhu tubuh mereka."

Para penumpang lantas diberi sarung tangan karet, masker reguler, masker medis dan sebuah termometer. Molesky pun menyampaikan kekhawatirannya soal ketersediaan obat.

"Sejak karantina dimulai, rasanya seperti dikurung, tetapi kami punya balkon di kamar kami sehingga ada sedikit ruang untuk berolahraga," pungkas Molesky. "Sebenarnya ini tidak terlalu sulit bagi kami, namun kami khawatir tentang ketersediaan obat dan kemungkinan apakah kami akan sakit atau tidak. Meski begitu, kapten kapal banyak membuat pengumuman setiap hari, dan kami merasa mereka sangat jujur dan terbuka tentang perkembangan terakhir disini."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru