Jumlah Kasus Corona Meningkat Drastis Usai Tiongkok Ubah Metode Diagnosis
Dunia

Hanya dalam sehari saja, yakni pada Rabu (12/2), kasus baru virus Corona di Provinsi Hubei bertambah sebanyak 14.840 pasien, 13.332 di antaranya merupakan kasus klinis yang didiagnosis melalui CT Scan.

WowKeren - Dunia kini tengah menyoroti wabah virus Corona (CONVID-19) yang telah tersebar ke puluhan negara. Di wilayah Tiongkok daratan, khususnya di Provinsi Hubei yang menjadi sumber wabah ini, jumlah kasus virus Corona melonjak drastis.

Dilansir kantor berita AFP, otoritas Provinsi Hubei melaporkan 242 kematian dalam sehari pada Rabu (12/2) waktu setempat. Dengan demikian, total kematian akibat virus Corona di Provinsi Hubei hingga kini telah mencapai 1.310 orang.

Sementara itu, hanya dalam sehari saja, kasus baru virus Corona di Provinsi Hubei bertambah sebanyak 14.840 pasien, 13.332 di antaranya merupakan kasus klinis yang didiagnosis melalui CT Scan. Ini merupakan jumlah kasus baru terbesar dalam sehari sejak virus ini muncul pada Desember 2019. Adapun total kasus virus Corona di Provinsi Hubei saat ini mencapai 48.206 pasien.


Diketahui, lonjakan tajam jumlah kasus baru virus Corona ini terjadi usai otoritas kesehatan setempat mengubah metode diagnosis mereka. Menurut Komisi Kesehatan Provinsi Hubei, 13.332 kasus klinis tersebut awalnya adalah kasus suspect virus Corona. Namun, kasus tersebut dikonfirmasi positif virus Corona usai metode diagnosis diperluas, termasuk dengan melibatkan CT scan.

Media nasional China Global Television Network (CGTN) melaporkan bahwa metode baru ini diberlakukan dalam versi kelima rencana diagnosis dan perawatan yang dirilis oleh Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (NHC). Meski demikian, CGTN tidak menjelaskan lebih lanjut soal versi kelima rencana diagnosis tersebut dan juga alasan perubahan metode diagnosis ini.

Di sisi lain, lonjakan drastis jumlah kasus Corona di Hubei ini makin menguatkan spekulasi bahwa parahnya wabah mematikan tersebut telah dilaporkan secara tak semestinya. Otoritas Provinsi Hubei sendiri pernah dituduh menutup-nutupi tingkat darurat wabah virus Corona pada awal Januari 2020 lalu. Pasalnya, saat itu mereka menggelar pertemuan politik penting.

Sementara itu, seorang ilmuwan terkemuka NHC bernama Zhong Nanshan memperkirakan bahwa wabah ini akan mencapai puncaknya pada pertengahan hingga akhir Februari 2020. Menanggapi prediksi ini, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa memperingatkan untuk tidak mencapai kesimpulan prematur pada data otoritas Tiongkok. "Saya pikir masih terlalu dini untuk memprediksi awal, pertengahan atau akhir wabah ini sekarang," pungkas Kepala Program Darurat Kesehatan WHO, Michael Ryan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru