Cegah Bullying, Ganjar Pranowo Minta Sekolah Pasang CCTV
Nasional

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan bahwa baik guru, orang tua, maupun pengawas sekolah harus bekerja lebih keras untuk mencegah aksi-aksi perundungan semacam ini.

WowKeren - Kasus perundungan masih menjadi masalah serius yang harus diselesaikan oleh Indonesia. Seperti yang terjadi belum lama ini di Purworejo, dimana tiga pelajar laki-laki yang diduga melakukan perundungan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Hal ini pun membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo geram. Untuk itu, dia berencana mengumpulkan para pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk mengevaluasi persoalan ini.

Ia menegaskan bahwa baik guru, orang tua, maupun pengawas sekolah harus bekerja lebih keras lagi dalam mengawasi aksi-aksi perundungan semacam ini. Pasalnya, aksi bullying tidak terjadi satu-dua kali namun sudah berkali-kali.

"Guru, orang tua, dan pengawas sekolah kita tidak cukup bekerja seperti ini," kata Ganjar, Kamis (13/2). "Karena kasus seperti ini sudah terjadi berkali-kali maka kita harus kerja serius."


Untuk mencegah kasus perundungan terjadi pada siswa-siswi, Ganjar meminta dilakukan perbaikan sarana dan prasarana, yakni dengan memasang kamera pengawas. "Mesti dilakukan sistem seperti apa, sarana prasarana seperti apa, kalau perlu dipasangi CCTV sehingga tidak terjadi bullying seperti ini," sebutnya.

Sebelumnya, Ganjar juga mengusulkan untuk menutup sekolah-sekolah dimana terjadi kasus perundungan, terutama sekolah dengan kapasitas murid yang kecil. Selain menutup sekolah semacam itu, ia membuka opsi lain untuk melebur sekolah satu dengan lainnya.

"Mungkin kita harus berani ambil tindakan. Sekarang saya lagi minta regulasinya ditata dan saya minta kepada semua pemangku kepentingan pendidikan yang begini boleh gak sih dilikuidasi?" tanya Ganjar. "Saya kira kalau seperti itu gak ada muridnya atau gak bisa keluar dengan baik ditutup saja atau digabung dengan sekolah kiri kanannya."

Berdasarkan penelusuran di laman Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah tempat terjadinya bullying tersebut hanya mendidik 21 siswa yang terbagi dalam tiga rombongan belajar. Sehingga gubernur ingin adanya evaluasi pada sekolah-sekolah semacam itu.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait