Akui Ada Daerah Keramat, Eks Jubir Justru Ungkap Fakta Lain Di Balik Lengsernya Gus Dur
Nasional

Mantan Juru Bicara Gus Dur, Adhie Massardi, mengatakan tidak masalah jika Pramono Anung masih percaya mitos semacam itu namun ia meminta tidak dikaitkan dengan lengsernya Gus Dur.

WowKeren - Mantan Juru Bicara Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi, ikut buka suara menanggapi ramainya pembicaraan yang dipicu oleh pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Pramono terang-terangan melarang Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk berkunjung ke Kediri karena dianggap keramat.

Adhie membenarkan jika di Indonesia memang ada daerah-daerah yang dikeramatkan, terutama bagi para pengusaha. Meski demikian, ia tidak sepakat jika hal itu dikaitkan dengan lengsernya Gus Dur. Ia menegaskan bahwa apa yang terjadi pada Gus Dur adalah murni karena masalah politik.

"Gus Dur itu tidak ada hubungannya dengan itu," kata Adhie dilansir VivaNews, Senin (17/2). "Lengsernya Gus Dur 100 persen karena persoalan politik."

Menurut Adhie, kala itu memang sedang terjadi konflik antara Gus Dur dengan kalangan elite Indonesia. Ia menyebut bahwa yang berusaha melengserkan Gus Dur kala itu adalah wakilnya sendiri, yang tak lain tak bukan adalah Megawati Soekarnoputri. Kala itu, dikatakannya, Megawati mendorong adanya sidang istimewa untuk melengserkan sang presiden.


"Tetapi yang melengserkan Gus Dur ini adalah Megawati," jelas Adhie. "Karena kalau Megawati tidak mendorong sidang istimewa untuk melengserkan Gus Dur, sidang istimewa itu tidak akan terjadi. PDIP saat itu jadi kekuatan terbanyak."

Sehingga dengan lengsernya Gus Dur, maka kursi presiden jatuh ke tangan Megawati. "Faktanya yang menggantikan Gus Dur adalah Megawati," tegas Adhie.

Meski demikian, ia tidak melarang jika Pramono masih mempercayai hal-hal berbau mitos semacam itu. Namun satu yang dimintanya, agar tidak mengaitkan hal itu dengan lengsernya Gus Dur karena ia menganggap hal itu sudah di luar konteks.

"Pramono Anung boleh saja percaya terhadap mitos-mitos itu," lanjut Pramono lagi. "Tetapi apabila hal itu dikaitkan dengan kejatuhan Gus Dur maka pernyataan itu bisa jadi manipulasi politik karena bukan itu persoalannya."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru