Patok Cukai Minuman Berpemanis, Sri Mulyani: Diabetes Meningkat Bikin BPJS Kesehatan Membengkak
Nasional

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa dirinya sangat serius menerapkan cukai minuman berpemanis tersebut karena dampaknya terhadap penyakit diabetes di Indonesia cukup tinggi.

WowKeren - Menteri Keuangan Sri Mulyani dketahui akan mengenakan cukai pada minuman berpemanis. Sri Mulyani pun menegaskan bahwa dirinya sangat serius menerapkan cukai minuman berpemanis tersebut karena dampaknya terhadap penyakit diabetes di Indonesia cukup tinggi.

Hal ini lantas berdampak pada biaya kesehatan yang membengkak dan membebani BPJS Kesehatan. Terlebih, penyakit diabetes tidak hanya menyerang orang dewasa atau berusia lanjut, namun juga remaja yang masih berumur belasan tahun.

"Di Indonesia, prevalensi diabetes melitus di atas 15 tahun meningkat tajam dari 1,1 persen menjadi 2 persen dari penduduk," jelas Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI di Jakarta pada Rabu (19/2) hari ini. "Jadi kalau penduduk 267 juta, bisa bayangkan. Ini salah satu yang menyebabkan biaya cukup besar di BPJS kesehatan."

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyebut bahwa gaya hidup masyarakat Indonesia masih lekat dengan konsumsi gula berlebih adalah penyebab yang tak bisa dipungkiri. Peningkatan kesejahteraan yang menyebabkan gaya hidup instan juga disebutnya berpengaruh pada kesehatan masyarakat.


"Dan fenomenanya meningkat terutama dengan kenaikan income masyarakat," terang Sri Mulyani. "Indikasi diabetes bisa bermacam-macam dari kesehatan, apakah stroke, gagal ginjal dan lain-lain."

Negara yang lebih maju disebut Sri Mulyani sudah meregulasi pengurangan konsumsi gula. Contohnya adalah Singapura yang menetapkan program-program pencegahan diabetes dengan pengurangan minuman berpemanis.

"Sekarang di Inggris ada pemikiran progresif, kalau saya katakan," pungkas Sri Mulyani. "Jumlah kalorinya adalah 500 kalori maka disebutkan juga kamu harus lari berapa km satu hari ini untuk burn kalori."

Di sisi lain, Sri Mulyani mengusulkan besaran tarif cukai untuk tes kemasan sebesar Rp 1.500 setiap liternya. Jumlah produksi teh kemasan lumayan besar yakni sekitar 2,19 juta liter per tahunnya. Sehingga dengan besaran tarif cukai yang dikenakan, diprediksi pendapatan negara akan bertambah sebesar Rp 2,7 triliun.

Sedangkan untuk cukai minuman berkarbonasi, ada potensi penerimaan negara sebesar Rp1,7 triliun. Sementara untuk minuman kopi dan berenergi lainnya bisa mencapai Rp1,85 triliun. Sehingga dalam satu tahun, negara diproyeksi menerima pendapatan sebesar Rp6,25 triliun dari cukai ini.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait