Soal Rencana Evakuasi WNI di Kapal Pesiar Jepang, Ini Kata Jokowi
Nasional

Pemerintah masih terus menggodok opsi-opsi untuk melakukan evakuasi 74 WNI yang sempat terjebak di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang. Presiden Jokowi pun turut buka suara merespon permasalahan tersebut.

WowKeren - Nasib warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di kapal pesiar Diamond Princess hingga saat ini masih menjadi perhatian dari sejumlah pihak. Pasalnya, 4 dari total 78 WNI tersebut telah positif terinfeksi virus corona.

Masa karantina kapal tersebut telah berakhir pada Rabu (19/2) lalu. Namun, pemerintah RI masih mengusahakan untuk melakukan evakuasinya termasuk menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan.

Presiden Joko Widodo sendiri memastikan jika pemerintah belum memutuskan opsi yang bakal dilakukan untuk menjemput ke-74 WNI tersebut. "Ya ini dalam proses persiapan, tapi belum kita putuskan," ujar Jokowi usai meresmikan pabrik Asia Pacific Rayon (APR) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat (21/2). "Rumah sakit juga kita siapkan, tapi urusan yang berkaitan dengan tempat belum diputuskan."

Termasuk opsi apakah para WNI ini akan dijemput menggunakan kapal laut atau pesawat terbang. Ia mengungkapkan seluruh rencana ini masih dalam pembahasan.

"Apakah nanti dievakuasi dengan kapal langsung ke RS atau evakuasi dengan pesawat, ini belum diputuskan," ungkapnya. "Saya kira secepatnya, karena ini masih proses diplomasi Indonesia dan Jepang."


Lebih lanjut, Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah telah menyampaikan rencana evakuasi WNI kepada otoritas Jepang. Namun, keputusan tersebut belum keluar hingga kini.

Karena itu Jokowi berharap agar keputusan dari otoritas Jepang segera keluar agar pemerintah RI bisa langsung bergerak. "Kita sudah minta (upaya penjemputan), tetapi di sana belum ada jawaban. Kita harapkan segera ada keputusan sehingga kita bisa langsung bergerak," tutupnya.

Sementara itu, pemerintah masih menggodok sejumlah opsi penjemputan WNI di kapal Diamond Princess. Opsi pertama adalah menjemput dengan kapal laut, yakni KRI dr Soeharso yang merupakan kapal jenis bantuan rumah sakit.

"Opsi pertama yaitu akan kita jemput dengan kapal (laut). Kapal Soeharso milik TNI," jelas Menko PMK Muhadjir Effendy, Kamis (20/2). "Kapal rumah sakit dengan sudah kita hitung berapa kemungkinan kelemahan dan keuntungannya."

Sedangkan opsi kedua adalah menggunakan pesawat terbang. Namun, opsi ini masih dihitung hambatan dan efisiensinya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru