Kegiatan Susur Sungai Tewaskan 9 Siswa, Kepsek SMPN 1 Turi: Mereka Tak Matur ke Saya
Nasional

Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana, akhirnya buka suara soal tragedi susur sungai yang menewaskan 9 orang tersebut. Ia juga meminta doa bagi para siswa yang ditemukan meninggal tersebut.

WowKeren - Masyarakat Indonesia baru saja dikejutkan dengan tragedi yang dialami oleh siswa-siswa SMPN 1 Turi, Sleman, D.I.Y. Diketahui, sebanyak 9 orang siswa dinyatakan tewas terseret arus kala mengikuti kegiatan susur sungai di Kali Sempor pada Jumat (21/2).

Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana, akhirnya buka suara soal tragedi ini. "Saya baru 1,5 bulan di sini. Saya memohon maaf, kami benar-benar tidak bisa memprediksi kejadian ini dari awal," jelas Tutik di SMPN 1 Turi pada Sabtu (22/2) hari ini.

Menurut Tutik, dirinya hanya tahu bahwa sekolah yang baru dipimpinnya tersebut memiliki kegiatan ekstrakulikuler Pramuka yang diadakan setiap Jumat, dari pukul 13.30 hingga 14.30 WIB. Meski demikian, Tutik mengaku tidak diberitahu soal kegiatan susur sungai yang menewaskan banyak siswanya tersebut.

Pada hari kejadian, Tutik mengira bahwa ekstrakulikuler Pramuka hanya menggelar kegiatan rutin. "Tapi soal susur sungai, mereka (para pembina pramuka) tidak matur (memberitahu) ke saya," ungkap Tutik.

Lebih lanjut, kegiatan susur sungai dalam Pramuka sendiri sudah dianggap familiar lantaran kebanyakan siswa berasal dari Turi. "Jadi susur sungai dianggap bukan sesuatu yang khusus," jelas Tutik.


Tutik pun benar-benar tak menyangka kegiatan tersebut akan menewaskan 9 siswa, sedangkan 1 orang lainnya dinyatakan masih hilang. Kini, pihak sekolah pun mengaku sangat berduka dengan adanya musibah tersebut.

"Mohon dukungan doanya dan untuk siswa yang ditemukan meninggal husnul khotimah," pungkas Tutik. "Untuk orang tua dan kerabat dikuatkan dan siswa yang belum ditemukan segera ditemukan."

Sementara itu, tim SAR gabungan baru saja menemukan 2 dari 3 siswa yang sempat hilang terseret arus. Mereka ditemukan di daerah DAM Lengkong dan DAM Polowidi pada Sabtu (22/2) pagi ini dalam kondisi tak bernyawa.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman juga telah menduga bahwa pelaksanaan susur sungai yang berujung pada tragedi maut ini dilakukan tanpa izin dari sekolah. Hal ini disampaikan oleh Kabid Pembinaan SMP Disdik Sleman, Dwi Warni Yuli Astuti.

"Saya tanya sudah ada SOP, katanya secara tertulis tidak ada," ujar Dwi Warni, merujuk pada percakapannya dengan seorang pembina pramuka di SMPN 1 Turi, Yopi. "Saya tanya sudah seizin kepsek, katanya tidak."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait