Pemerintah pusat bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan memutuskan untuk mengkarantina 188 WNI yang berasal dari kapal pesiar Dream World ke Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu.
- Nidya Putri
- Selasa, 25 Februari 2020 - 13:19 WIB
WowKeren - Presiden Joko Widodo memutuskan untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan kru kapal pesiar World Dream yang kini tengah berada di Hong Kong. Diketahui sebanyak 188 WNI itu sendiri terbebas dari virus corona (COVID-19).
Para WNI ini akan dipulangkan ke Tanah Air dengan menggunakan kapal milik TNI Angkatan Laut (AL). Sesampainya di Tanah Air, mereka akan dikarantina di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu.
Terkait pemilihan lokasi karantina, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan meski pulau tersebut kosong dan tak berpenghuni tapi, tempat tersebut memiliki fasilitas yang luar biasa. "Ini pulau kosong tetapi perlengkapannya luar biasa termasuk mata air, sumber air, ini semua bagus dan gedungnya terpisah-pisah," kata Terawan di Kantor Kemenko PMK Jakarta, Senin (24/2).
Lebih lanjut, Terawan telah mengecek kondisi dan perlengkapan di Pulau Sebaru bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Selain tak berpenghuni, Pulau Sebaru juga memiliki akses yang sulit untuk dituju sehingga aman untuk melakukan observasi.
"Kalau ada tempat yang lebih permanen itu artinya kan safety-nya lebih tinggi," jelas Terawan. "Kalau tempat lebih nyaman ya pilih yang lebih nyaman. Tetapi lebih aman untuk masyarakat sekitarnya."
Diketahui pemerintah pusat telah berkoordinasi dengan Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad terkait lokasi observasi tersebut. Terawan pun memastikan bahwa 188 WNI itu telah mendapatkan sertifikat sehat.
"Iya udah dilakukan (sosialisasi) oleh Bapak Bupati Kepulauan Seribu," tutupnya. "Sama saja yang terjadi di Natuna juga enjoy dan kebetulan dia juga sudah dapat sertifikat sehat."
Seperti yang diketahui, sebelumnya terdapat seorang penumpang kapal pesiar World Dream yang positif terjangkit virus corona. Karena itu, kapal pesiar tersebut sempat ditolak berlabuh di seluruh negara.
(wk/nidy)
