Akun Twitter Cuitkan 'Pembelaan' Terhadap Pelaku Susur Sungai Sleman, Ini Penjelasan PGRI
Nasional

Akun Twiter resmi Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) mencuitkan 'pembelaan'nya saat melihat tiga tersangka susur sungai dibotaki oleh polisi. Cuitan tersebut justru menuai kritikan dari warganet,

WowKeren - Tragedi susur sungai Sempor pada Jumat (21/2) pekan lalu telah menewaskan 10 orang siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pihak kepolisian telah menetapkan menetapkan 3 pembina Pramuka sebagai tersangka dalam kasus ini.

Ketiga tersangka tersebut telah dicukur botak oleh pihak kepolisian. Sayangnya, aksi ini justru memicu kemarahan dari Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI).

Melalui akun Twitter resminya @PBPGRI_OFFICIAL, PB PGRI memprotes dan mengancam akan menurunkan semua guru jika polisi mengulangi perbuatannya mencukur bitak para pembina pramuka yang kini berstatus tersangka itu. "Mereka memang salah, tapi program Pramuka itu legal dan jadi agenda pendidikan. Jangan ulangi lagi! Sebelum semua guru turun," cuit admin akun tersebut pada Selasa (25/2).

PGRI merasa tak terima dengan perlakuan polisi yang terkesan semena-mena terhadap ketiga tersangka tersebut. "Pak Polisi, kami marah dan geram," cuit akun @PBPGRI_OFFICIAL. "Tak sepatutnya para guru-guru kau giring di jalanan dan dibotakin seperti kriminal tak terampuni."

Sayangnya, pernyataan yang terkesan membela ketiga tersangka yang lalai dan menghilangkan nyawa peserta didiknya itu menuai kritikan warganet. Hal ini lantas membuat sang admin cepat-cepat menghapus cuitannya yang kontroversial tersebut.


Akun Twitter Cuitkan \'Pembelaan\' Terhadap Pelaku Susur Sungai Sleman, Ini Penjelasan PGRI

Twitter

"Tdk seharusnya admin berkomentar bela pembina teledor.apa lagi mempersoalkan rambut yg digundul bisa tumbuh lagi.hargailah perasaan kluarga korban yg meninggal.seandainya admin termasuk kluarga korban,sya pasti sangat yakin 1000% admin gak ngetwit sprti itu.sdh beda lgi kata2nya," kritik akun @He**********26.

Usai menghapus postingan tersebut, sang admin pun meminta maaf. Ia juga menjelaskan jika kegiatan susur sungai siswa SMPN 1 Turi yang bersifat outdoor di tengah cuaca seperti ini memang tak dibenarkan, apalagi sampai menghilangkan nyawa. Namun, ia meminta agar semua pihak bisa berpikir jernih terkait persoalan ini.

"Demi menjaga silang pendapat yg lebih luas, kami hapus twitt itu. Mhn semua pihak menghormati proses hukum," cuit akun PGRI menyampaikan klarifikasinya. "Tiada seorang gurupun berniat celakakan muridnya. Kami juga amat sedih.Tolong polisi ikuti SOP, semua sama di depan hukum."

"Kami telah sampaikan pernohonan maaf menyinggung semua. Tiada sedikitpun brmaksud melukai.Baca tulisan2 kami sebelumnya," sambungnya meminta maaf. "Bahkan kami telah datang ke sekolah dan minta maaf terbuka. Rasa pedih kawan2 atas proses itulah. Sama2 hornati proses hukum

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru