Jasad Pasien Suspect Corona di Semarang Harus Dibungkus Plastik, Begini Penjelasan Dokter
Nasional

Sebelum dimakamkan, jasad pasien suspect corona yang meninggal di Semarang pada Minggu (23/2) dibungkus terlebih dahulu menggunakan plastik sesuai prosedur. Dokter pun menjelaskan prosedur yang dimaksud sebagai berikut.

WowKeren - Seorang pasien yang diduga terinfeksi Corona (COVID-19) meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Kota Semarang pada Minggu (23/2). Sebelum dimakamkan, jenazah pasien tersebut dibungkus menggunakan plastik.

Tindakan ini dilakukan sesuai dengan prosedur pencegahan virus corona. “Sesuai prosedur penanganan jenazah pasien emerging, jenazah harus tertutup rapat, dibungkus plastik dan dimasukkan ke dalam peti,” ungkap Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP dr Kariadi Semarang, Nurdopo Baskoro, Selasa (25/2).

Tentunya, prosedur pembungkusan jenazah menggunakan plastik ini mengundang pertanyaan dan sorotan dari masyarakat. Lebih lanjut, dr Kariadi menjelaskan bahwa proses pemakaman tersebut melalui proses dimana jenazah dimasukkan ke dalam plastik dan peti lalu dikremasi.


Ketua Tim Penanggulangan Bencana RSUP, dr. RP Uva Utomo, mengatakan prosesi kremasi jenazah suspect corona menggunakan plastik dinilai agar virus pada mayat tidak menular ke petugas medis. "Jadi, mayat itu dibungkusnya dengan plastik, kalau dengan kain masih ada pori-pori kecil, karena ukuran virus itu sangat kecil kan, kalau dengan plastik jadi tidak menyebar di udara," ujar Uva, Rabu (26/2).

Menurutnya, proses kremasi jenazah yang dibungkus plastik dilakukan kepada semua jenazah pasien yang terinfeksi virus kategori airbone dan virus yang dapat menular melalui cairan. Virus airbone sendiri merupakan jenis virus yang media penularannya melalui cairan. Dengan kremasi menggunakan bungkus plastik (yang kedap udara dan kedap air) diharapkan virus tidak akan menyebar luas.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengungkapkan bahwa pasien tersebut meninggal bukan disebabkan karena virus corona (COVID-19). Menurut Yulianto, pasien tersebut menderita penyakit infeksi paru-paru akut.

"Kita sempat observasi 16 orang, dan hasilnya 15 dinyatakan bebas corona, namun yang seorang di Rumah Sakit Kariadi meninggal tapi karena infeksi paru-paru akut," jelas Yulianto di Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Rabu (26/2). "Memang awalnya sempat kita nyatakan suspect karena yang bersangkutan dari bepergian ke Spanyol dan Dubai."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru