Juru Bicara (Jubir) Partai Gerindra Habiburokhman menerima permintaan maaf Raja Belanda Willem Alexander dengan tangan terbuka. Menurutnya yang terpenting adalah hubungan kerja sama antara kedua negara tetap baik untuk ke depannya.
- Nidya Putri
- Rabu, 11 Maret 2020 - 09:36 WIB
WowKeren - Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada Selasa (10/3). Dalam kunjungan tersebut, Raja Belanda mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro secara simbolik.
Selain penyerahan keris, turut menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden Jokowi atas kekerasan yang terjadi di Indonesia di masa lalu. Ia menyesalkan terjadinya perpisahan yang menyakitkan dan diwarnai dengan kekerasan antara Belanda dan Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan.
"Di tahun-tahun setelah diumumkannya Proklamasi, terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan," kata Alexander di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (10/3). (Perpisahan itu) mengakibatkan banyak korban jiwa."
"Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya," sambung sang raja. "Dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut."
Merespon permohonan maaf Raja Belanda tersebut, Juru Bicara (Jubir) Partai Gerindra, Habiburokhman menerima dengan tangan terbuka. "Kita terima permintaan maaf tersebut walau hanya sebagian kecil dari penderitaan yang kita alami selama 3,5 abad dijajah," ujarnya, Selasa (10/3).
Menurut Habiburokhman, yang terpenting saat ini adalah hubungan persahabatan antara Indonesia dan Belanda di kedepannya. Ia mengatakan sebagai teman harus saling menghormati kedaulatan masing-masing negara. "Yang paling penting adalah saat ini dan kedepan kita bisa berdiri sama tegak dengan mereka sebagai bangsa," katanya.
Lebih lanjut, ia juga ingin agar Belanda dan Indonesia berkomitmen dalam diplomasi internasional. "Diplomasi internasional kita harus berbasis komitmen satu musuh terlalu banyak seribu teman terlalu sedikit," imbuhnya.
(wk/nidy)
