Pengakuan Dokter Wuhan yang 'Dibungkam' Pemerintah Tiongkok Soal Wabah Corona
Dunia

Kepala Departemen di RS Pusat Wuhan Ai Fen buka suara terkait apa yang dilakukan oleh para tenaga medis dalam menanggulangi penyebaran corona di Tiongkok.

WowKeren - Seorang Kepala Departemen di RS Pusat Wuhan Ai Fen buka suara terkait penanganan virus corona (COVID-19) di negara asalnya. Ia mengatakan bahwa penanganan untuk wabah corona lebih mengerikan dibanding wabah lainnya.

Dilansir The Straits Times, pada Kamis (12/3) sebanyak 230 orang dari empat ribu petugas medis di RS Pusat Wuhan dinyatakan terinfeksi corona. Seperti yang diketahui, virus corona pertama kali merebak pada akhir tahun 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Virus itu kemudian menyebar ke penjuru negeri dan bahkan lintas negara. Penyebaran virus yang terhitung cepat membuat para tenaga medis bekerja semaksimal mungkin merawat para pasien tanpa mengetahui skala penyebarannya.

Satu persatu dari para dokter dan ahli medis pun bertumbangan. Hingga Senin kemarin terdapat empat dokter yang meninggal akibat virus corona, salah satunya Zhu Heping yang merupakan Optalmologis dan dokter yang memperingatkan publik terhadap potensi merebaknya virus, Li Wenliang.

Dikutip dari Caixin, kengerian tersebut diperparah dengan pembatasan informasi oleh pemerintah dan penyebaran informasi yang keliru. Kepala Penyakit Menular di Pusat Pengendalian Penyakit di Wuhan, Wang Wenyong bahkan sempat meminta RS untuk memalsukan informasi terkait pasien corona dengan mengubah jenis penyakit di laporan.


"Informasi palsu yang dikeluarkan oleh departemen terkait, yang mengklaim penyakit itu dapat dikendalikan dan tidak akan menyebar antar manusia, membuat ratusan dokter dan perawat dalam kegelapan," kata salah seorang kepala departemen RS dilansir Caixin.

Selain itu, para dokter juga sempat menyalahkan pihak manajemen yang tidak kompeten dalam menangani penyebaran virus corona. Seorang kepala departemen RS mengungkapkan, ia diminta untuk mengawasi stafnya agar tidak mengungkapkan "informasi rahasia" kepada publik, termasuk rekan mereka.

Petugas medis bahkan tidak dapat melaporkan jika mereka jatuh sakit. Pekerja di RS dilarang membicarakan virus corona, atau mengirim pesan teks, foto, atau apa pun yang mungkin meninggalkan jejak.

Adanya campur tangan lembaga kesehatan berwenang di Wuhan ini membuat pihak RS sulit melaporkan jumlah kasus virus corona. Tak hanya itu, keterlambatan dalam pengambilan sampel dan memberikan konsultasi juga membuat masyarakat tak bisa mendapatkan peringatan secara dini.

Karena khawatir, pada Desember 2019 lalu, Ai Fen akhirnya membagikan informasi terkait di media sosial WeChat. Informasi itu kemudian disebarkan oleh beberapa dokter lain, termasuk mendiang Li Wenliang, untuk memperingatkan teman-teman dan kolega mereka agar dapat mengambil tindakan.

Meski begitu, setelah lebih dari 3 bulan, penyebaran virus corona di negara Tiongkok mulai mereda. Hingga Jumat (13/3), tercatat hanya ada 4 kasus baru.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait