Sampai Teteskan Air Mata, Tenaga Medis Ini Bagikan Kisah Perjuangan Lawan Corona
Nasional

Para ahli kesehatan tentu menjadi garda terdepan dalam menangani wabah virus Corona, termasuk di Indonesia. Namun dokter pun tak lepas dari rasa takut kala berjuang melawan wabah Corona, seperti kisah berikut.

WowKeren - Ratusan orang silih berganti dinyatakan positif terinfeksi virus Corona. Hingga Kamis (19/3) pukul 12.00 WIB, tercatat ada 309 kasus positif COVID-19 di Idnonesia, dengan 200 lebih diantaranya berada di DKI Jakarta.

Di tengah wabah ini, jelas jasa para ahli medis merupakan yang paling diperhatikan. Di tangan mereka lah nyawa para pasien positif dipertaruhkan, sekaligus kesehatan masyarakat lain yang harap-harap cemas bisa tertular.

Namun ketakutan akan tertular itu seolah tak berhak dirasakan oleh para petugas kesehatan. Hal ini seperti diungkap oleh Ungky Agus Setiawan (40), seorang dokter spesialis paru yang bertugas di RS Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

Bergabung sebagai Tim Siaga di RSSA Kota Malang, Ungky merupakan salah satu petugas medis yang berjaga di garda terdepan dalam menangani wabah Corona. Tentu risiko ia tertular penyakit pernapasan tersebut begitu besar.

Tak mudah mengatasi ketakutan yang ada, namun itu merupakan tuntutan para tenaga medis. "Iya, gimana ya, kita sudah disumpah untuk..." ujarnya dengan nada lemah, sebelum tanpa sadar sampai menitikkan air mata kala menghadiri konferensi pers di RSSA Kota Malang, Rabu (18/3).


"Kalau dulu sudah nangani SARS, sudah biasa. Tapi kasus ini perjalanannya cukup cepat," ujar Ungky, membandingkan laju penyebaran wabah COVID-19 yang jauh lebih masif daripada SARS. "Semua menyemangati, karena penyakit paru, kita (dokter spesialis paru) siap. Seperti tentara kita."

Ungky membenarkan ia dan kawan-kawan sangat rentan tertular penyakit tersebut. Namun demikian, sebagai petugas medis, kala bertugas ia dibekali dengan standar operasional prosedur agar terhindar dari risiko tertular. Seperti misalnya menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap serta meningkatkan daya tahan tubuh.

"Kemudian yang paling penting, kita punya optimis dan kerja sesuai dengan porsi," terangnya, dilansir dari Kompas. "Kalau memang kecapean, ya semua ada batasnya. Kita memang harus jaga kondisi."

Mengatasi rasa takut yang ada itu memang berat, ujar Ungky. Namun optimisme dalam menangani pasien dan semangat dari rekan sejawat merupakan solusi terbaik.

"Saling menyemangati. Rasa takut itu pasti ada, tapi ini kan demi masyarakat semuanya," pungkasnya. "Kalau tidak kita tangani, siapa lagi yang akan membantu kita menangani ini?"

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru