Tak Jujur Ceritakan Riwayat Perjalanan, PDP Corona Di Mojokerto Meninggal
Nasional

Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) corona meninggal dunia di rumah sakit swasta Mojokerto. Diduga sebelumnya pasien tak jujur saat menceritakan riwayat perjalanannya.

WowKeren - Seorang pasien di rumah sakit swasta Kota Mojokerto, Jawa Timur dinyatakan meninggal dunia saat ia masih berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) corona. Rupanya pasien tersebut merupakan warga asal DKI Jakarta.

Pasien sebelumnya diduga tidak jujur saat menceritakan tentang riwayat perjalanannya. Ia bahkan menolak untuk dilakukan tes swab. "Pasien PDP tersebut masuk pada data Kota Mojokerto, datang dari Jakarta tanggal 21 Maret 2020 untuk mengunjungi keluarganya," kata Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Christiana Indah Wahyu melalui keterangan tertulisnya, Selasa (31/3).

Indah menceritakan bahwa semula pasien tersebut mengalami gejala batuk, mual, muntah, sakit kepala dengan suhu tubuh 37,8 derajat celsius. Pasien juga sempat melakukan pemeriksaan laboratorium dan rontgen hingga akhirnya didiagnosa sakit demam berdarah.

"Pada tanggal 23 Maret, pasien ini mengalami sakit lagi dengan keluhan mual dan keringat dingin. Saat itu, pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan rontgen. Dengan hasil, trombosit turun, leukosit turun," kata Indah. "Sedangkan dari hasil rontgen, tidak ada gambaran infiltrat. Yang kemudian dirujuk ke rumah sakit swasta dengan diagnosa demam berdarah."


Kepada petugas pasien diduga tidak berkata jujur bahwa ia merupakan warga Jakarta yang sedang berkunjung ke daerah. Setelah dilakukan pengecekan ulang di rumah sakit swasta barulah diketahui dari hasil rontgen jika di dalam paru-parunya terdapat infiltrat.

Pasien kemudian dengan jujur menceritakan riwayat perjalanannya. Lantas saat itu juga pasien langsung dipindahkan ke ruang isolasi. Keadaannya pun semakin memburuk dan tak sempat dibawa ke rumah sakit rujukan khusus untuk pasien corona.

"Setelah dicek ulang, pasien baru jujur mengatakan riwayat tinggal di Jakarta sebelum datang ke Mojokerto. Akhirnya tanggal 27 Maret, pasien dipindahkan ke ruang isolasi," papar Indah. "Setelah itu pada 28 Maret, karena paru semakin memburuk kami berupaya mencari rumah sakit rujukan di Surabaya, Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, tapi semuanya penuh."

Menanggapi klaim ini, pihak keluarga PDP tersebut telah memberikan klarifikasinya lewat video yang diunggah ke kanal YouTube. Penjelasan lengkap pihak keluarga dapat disimak di sini.

(wk/lail)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait