Angka Kasus Corona Di China Lebih Sedikit Dibanding AS, Trump Ragukan Keakuratannya
AP Photo/Ann Arbor
Dunia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini meragukan keakuratan angka-angka resmi yang disampaikan pemerintah China mengenai kasus wabah virus corona.

WowKeren - Jumlah kasus positif corona (COVID-19) di Amerika Serikat terus mengalami lonjakan yang signifikan. Bahkan kini, AS menjadi negara dengan jumlah pasien positif corona tertinggi di dunia, melampaui Tiongkok dan Italia.

Lantas Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini meragukan keakuratan angka-angka resmi yang disampaikan pemerintah China terkait jumlah kasus dan kematian wabah virus corona. "Bagaimana kita tahu jika mereka akurat," ujar Trump dalam konferensi pers.

"Angka mereka tampaknya sedikit lebih ringan," cetusnya seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (2/4). Meski begitu, Trump menegaskan bahwa hingga saat ini Amerika dan China masih menjalin hubungan baik. Ia juga tetap dekat dengan Presiden Xi Jinping.

Di sisi lain, sebelumnya anggota parlemen AS menuding Beijing menutup-nutupi wabah virus corona. Tudingan para politikus partai Republik di Kongres itu didasarkan dari laporan intelijen yang dipublikasi media Bloomberg.


Dalam laporannya, pejabat intelijen AS menyebut China secara sengaja tidak menyampaikan laporannya dengan lengkap. Kendati demikian, mereka menyebut angka kasus corona yang dilaporkan China palsu.

China secara publik telah melaporkan 82.361 kasus virus corona dan 3.316 kematian hingga Rabu (1/4). Sedangkan AS telah mencatat 206.207 kasus dan 4.542 kematian.

Lebih lanjut, Senator Republikan, Ben Sasse menyebut angka-angka China sebagai "propaganda sampah". Ia menuding China telah berbohong dalam menyampaikan laporannya terkait kasus corona di negaranya.

"Klaim bahwa Amerika Serikat memiliki jumlah kematian coronavirus lebih banyak daripada China adalah salah," cetus Sasse dalam sebuah pernyataan. "Tanpa mengomentari informasi rahasia apapun, ini sangat jelas: Partai Komunis China telah berbohong, sedang berbohong, dan akan terus berbohong tentang coronavirus untuk melindungi rezim."

Sementara Michael McCaul, Republikan terkemuka di Komisi Urusan Luar Negeri DPR AS menyebut China sebagai "mitra yang tak bisa dipercaya". "Mereka berbohong kepada dunia tentang penularan manusia-ke-manusia dari virus ini, membungkam para dokter dan jurnalis yang mencoba melaporkan kebenaran, dan kini tampaknya menyembunyikan angka akurat orang-orang yang terdampak penyakit ini," ungkap McCaul.

(wk/lail)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru