Kronologi Sukabumi 'Panen' Ratusan Siswa Sekolah Polisi ODP Corona
Nasional

300 dari total 1.550 siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Lemdikpol Polri, Sukabumi dinyatakan positif corona usai menjalani rapid test. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

WowKeren - Sukabumi baru-baru ini telah melaksanakan rapid test. Sayangnya pada salah satu kecamatan ditemukan 300 orang yang terindikasi positif COVID-19.

Ke-300 orang itu merupakan siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Lemdikpol Polri. Lalu bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi?

Semuanya berawal dari salah satu siswa Setukpa jatuh sakit dan diduga terkena demam berdarah. Namun, saat diperiksa hasil rontgen menunjukkan ada kabut di dadanya.

Siswa tersebut pun dirujuk ke RS Kramat Djati Jakarta Timur. Di saat bersamaan, ada delapan orang siswa lainnya yang demam.

"Kita lakukan rontgen dan berkabut juga. Delapan itu kita rujuk ke RS Kramat Djati Polri," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono. "Ini ada sembilan orang, kemudian yang dua orang kita kirim ke RS Bhayangkara di Brimob perawatannya."


Setelah diperiksa, tujuh orang dinyatakan positif COVID-19. Mereka pun kemudian dirawat di ruang isolasi di RS Polri, sedangkan siswa lainnya langsung mengikuti rapid test.

Dari 1.550 siswa Setukpa yang mengikuti rapid test, ditemukan 300 siswa yang menunjukkan hasil positif. Menurut Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan (Kapusdokkes) Polri, Brigjen Musyafak, hasil tersebut bukan berarti mereka sudah benar-benar positif COVID-19. Pasalnya, ia menilai bahwa tingkat akurasi rapid test hanya sekitar 80 persen saja.

"Memang ada yang positif 300 orang. Tapi perlu kita ketahui, pelaksanaan rapid test ini tidak menjamin yang bersangkutan positif COVID-19 karena rapid test ini akurasinya hanya kurang lebih 80 persen saja, dan itu pun tidak khusus COVID-19," jelas Musyafak, Rabu (1/4).

Perlu diketahui, dalam rapid test sample darah akan diperiksa apakah ada pembentukan antigen atau tidak. Karena pemeriksaannya hanya berdasarkan pembentukan antigen, hasil rapid test tidak bisa seakurat PCR.

Dengan durasi pembentukan antibodi yang selama 6-7 hari, biasanya dibutuhkan dua kali rapid test untuk menentukan seseorang positif atau tidak. Jika dua rapid test menunjukkan positif, orang tersebut akan langsung dites menggunakan metode PCR.

Meski belum tentu benar-benar positif COVID-19, seluruh siswa Setukpa yang hasil rapid test pertamanya positif langsung ditetapkan sebagai ODP. Karena itu, mereka akan diisolasi di dalam asrama selama 14 hari dan diberi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru