Wali Kota Sorong Siap Dipenjara Demi Selamatkan Warga Dari Ancaman Corona
Nasional

Wali Kota Sorong tegas mengatakan tak takut akan dipenjara karena melanggar aturan lockdown dari Presiden Jokowi. Hal ini dilakukan demi menyelamatkan nyawa ribuan warga Papua.

WowKeren - Indonesia saat ini tengah berjuang melawan wabah virus Corona yang menjadi teror bagi seluruh masyarakat. Aturan demi aturan telah diberlakukan oleh Presiden Joko Widodo guna menangani pandemi Corona ini. Salah satunya adalah menetapkan kebijakan social distancing untuk menekan angka penyebaran Corona.

Kebijakan social distancing ini agaknya masih dirasa kurang oleh sebagian pihak untuk mencegah penyebaran virus Corona. Banyak dari masyarakat yang meminta agar Presiden Jokowi segera menetapkan kebijakan lockdown di Indonesia. Sayangnya, harapan dari masyarakat ini kurang disetujui oleh Jokowi.

Pasalnya, ia menganggap kebijakan lockdown justru akan semakin membuat kondisi Indonesia semakin kacau jika dilihat dari segi ekonomi. Seolah tak sependapat dengan maksud Jokowi, warga di beberapa daerah pada akhirnya menerapkan peraturan lockdown secara mandiri. Seperti yang dilakukan oleh Wali Kota Sorong, Lambert Jitmau.

Lambert dengan tegas mengatakan jika ia telah menutup Bandara Deo dan Pelabuhan Sorong untuk karantina wilayah. Keputusannya ini resmi diberlakukan sejak 1 April 2020. Hal ini merupakan langkah pencegahan penyebaran Virus COVID-19 di wilayah Sorong, Papua Barat.

Keputusan Lambert ini langsung menjadi sorotan lantaran bertentangan dengan instruksi dari Jokowi yang melarang Pemerintah Daerah (Pemda) menutup bandara dan pelabuhan, karena itu merupakan kewenangan pemerintah pusat. Jika ada kepala daerah yang nekat melakukan hal tersebut, maka terancam hukuman pidana 1 tahun penjara atau denda Rp 100 juta.


Terkait hal tersebut, Lambert pun angkat bicara. Menurutnya, apa yang dilakukannya semata-mata adalah demi keselamatan dan kesehatan warga Kota Sorong. Dalam hal ini, penutupan bandara dan pelabuhan adalah karantina wilayah, bukan lockdown secara keseluruhan. Ia bahkan mengaku tak takut jika harus dipenjara sekaligus.

"Jangankan dipenjara satu tahun, dipenjara lima tahun juga saya siap. Yang penting warga saya yang ada di Kota Sorong aman dan selamat. Saya hanya menutup bandara dan pelabuhan, bukan lockdown secara keseluruhan. Kalau bandara dan pelabuhan tidak tutup, orang datang bawa virus itu kesini, kita semua yang ada di sorong ini habis. Aktivitas perekonomian di Kota Sorong tetap berjalan, toko sembako masih ada yang buka, bank juga masih buka," beber Lambert mengutip Kumparan, Kamis (2/4).

Tak ada maksud lain, Lambert hanya ingin menyelamatkan warganya dari wabah virus Corona. "Kalau bandara dan pelabuhan tidak ditutup, maka kota sorong akan sama seperti jakarta, di mana penyebaran virus Corona tidak bisa dibendung lagi. Saya tidak mau kota sorong seperti jakarta," tegasnya.

"Saya menutup bandara dan pelabuhan ini, tidak ada maksud lain. Biar siapa mau bilang apa lagi, saya lebih condong melindungi warga saya yang ada di Kota Sorong," imbuhnya.

Lambert tak ingin mengambil risiko dengan mengorbankan keselamatan warganya hanya untuk memikirkan kondisi perekonomian. "Saya tutup bandara dan pelabuhan dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Kalau kita biarkan pesawat dan kapal masuk terus ke kota sorong, itu sama saja kita memberikan peluang kepada orang-orang yang terinfeksi virus Corona masuk kesini," tandasnya.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru