Antartika Pernah Hangat, Ilmuwan Buktikan Dulu Hutan Bukan Hamparan Es
SerbaSerbi

Setelah melakukan sejumlah penelitian, ilmuwan membuktikan jika Antartika pernah hijau dan beriklim hangat, bukan penuh hamparan es seperti yang terlihat saat ini.

WowKeren - Sejumlah ilmuwan asal Eropa baru saja melakukan penelitian terkait Antartika. Hasilnya ditemukan jika pernah ada hutan hujan kuno yang berada di Antartika.

Penemuan ini dimulai saat sejumlah ilmuwan melakukan ekspedisi yang dilakukan pada 2017 lalu di lautan Amundsen. Lokasi tersebut merupakan bagian barat Antartika. Para ilmuwan menuju lokasi tersebut dengan menggunakan RV Polastern.

Setelah sampai di lokasi, para ilmuwan langsung melakukan pengeboran hingga ke dasar laut Amundsen. Pengeboran ini diketahui dekat dengan Pulau Pinus dan Thwaites. Lokasi pengeboran juga berjarak sekitar 900 kilometer dari Kutub Selatan.

Saat melakukan pengeboran di kedalaman 30 meter, para ilmuwan menemukan komposisi sedimen. Lapisan ini diyakini pada awalnya terbentuk di daratan dan bukannya es.

"Pewarnaan yang tidak biasa pada lapisan sedimen dengan cepat menarik perhatian kami," kata Ahli Geologi Institut Alfred Wegener, Johann Klages seperti dilansir dari CNN, Selasa (7/4). “ Analisis pertama menunjukkan bahwa pada kedalaman 27-30 meter di bawah dasar laut, kami telah menemukan lapisan yang awalnya terbentuk di darat.”


Setelah melakukan pengeboran, para peneliti langsung kembali ke darat dan melakukan data yang cukup rumit. Pasalnya, foto-foto yang berhasil didokumentasikan berupa akar-akar dan tanaman yang telah menjadi fosil.

Analisis kemudian dilakukan dengan menerapkan metode mikroskopis. Hasilnya menunjukkan jika ada bukti serbuk sari dan spora, keduanya mengarah kepada sisa-sisa hutan hujan purba yang ada di Antartika 90 juta tahun yang lalu.

Selain itu, penelitian ini membuktikan jika pernah ada pantai beriklim hangat di Antartika. “Banyaknya sisa-sisa tanaman mengindikasikan bahwa pantai di Antartika bagian barat pada waktu itu, berupa hutan rawa yang beriklim sedang," jelas Ulrich Slazmann, Palaeoekolog dari Universitas Northumbria Inggris.

Selanjutnya tim peneliti menggunakan pemodelan untuk merekonstruksi seperti apa iklim dari kawasan hutan hujan yang telah lama hilang itu. Proses rekonstruksi ini dilakukan berdasarkan data biologis dan geokimia yang terkandung dalam sampel tanah.

"Asumsi umum adalah bahwa konsentrasi karbondioksida global di Creaceous kira-kira 1.000 bagian per juta (ppm)," jelas Ahli Geografi Universitas Bremen Jerman, Torsten Bickert. “Tetapi dalam percobaan berbasis model ini, kami butuh tingkat konsentrasi 1.120 hingga 1.680 ppm untuk mencapai suhu rata-rata saat itu di Antartika.”

Oleh sebab itu, para peneliti pun berkesimpulan bahwa memang ada hutan hujan kuno di Antartika. Hutan hujan kuno ini memberikan mereka pemahaman tentang hubungan antara konsentrasi CO2 dan iklim kutub saat masa prasejarah.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru