Iran Ragukan Data Corona di Tiongkok, Sebut Angka Kasus Tak Bisa Dipercaya
Dunia

Pejabat kesehatan Iran terang-terangan mengaku meragukan kebenaran studi yang dibuat oleh Tiongkok. Sebelumnya, hal serupa juga dinyatakan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

WowKeren - Pejabat Kesehatan Iran rupanya menyatakan keraguan mereka soal keakuratan data virus corona di Tiongkok. Hal tersebut lantaran angka kasus corona di Tiongkok terlalu kecil dari yang mereka perkirakan sebelumnya, apalagi mengingat fakta bahwa Wuhan, provisi di Tiongkok, menjadi daerah episentrum COVID-19.

"Setelah virus itu menyebar, menjadi jelas bukan seperti yang dilaporkan Tiongkok," kata pejabat kesehatan Iran yang juga anggota gugus tugas COVID-19, Minoo Mohraz, dilansir The Guardian pada Rabu (8/4).

Menurut Mohraz, Tiongkok juga mencabut sejumlah artikel yang memuat data tentang virus corona. Selain itu, Mohraz pun meragukan kebenaran studi yang dibuat oleh Tiongkok. "Dengan apa yang kita ketahui tentang studi ilmiah mereka, angka-angka mereka tidak dapat dipercaya," tuturnya.

Pejabat satuan tugas lainnya mengatakan angka-angka yang dirilis Tiongkok jauh dari kebenaran bila melihat penyebaran COVID-19 dan kematian tinggi di seluruh dunia. Ahli epidemiologi Hamid Souri juga menilai data yang terdistorsi bisa menyebabkan pengambilan keputusan terdistorsi.


Ada pula Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour turut meragukan akurasi data Tiongkok. Bahkan Jahanpour mendapat kecaman dari Duta Besar Tiongkok untuk Teheran, Chang Hua lewat Twitter pada hari Minggu lalu.

Sebelumnya, hal serupa juga pernah dinyatakan oleh Presiden AS, Donald Trump. Pekan lalu Presiden berusia 73 tahun itu meragukan keakuratan data virus corona yang dikeluarkan Tiongkok setelah anggota Kongres AS menyebutkan beberapa laporan intelijen yang menunjukkan indikasi Negeri Tirai Bambu menutupi data.

Partai Republik di Kongres AS sempat menunjukkan sebuah laporan dari Bloomberg yang mengutip dari sumber intelijen AS, menyatakan bahwa Tiongkok tidak sepenuhnya jujur mengenai laporan jumlah infeksi dan kematian akibat virus corona. Namun Tiongkok membantah tuduhan menutupi data korban virus corona itu.

Sebagai informasi tambahan, saat ini Tiongkok mencatatkan 81,802 kasus positif corona. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan Amerika Serikat (400,549) serta beberapa negara Eropa lainnya yang telah menembus angka 100 ribu kasus COVID-19 seperti Spanyol (141,942), Italia (135,586), Prancis (109,069), serta Jerman (107,663).

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru