IPB Berlakukan Kuliah Online Karena Corona, Mahasiswa Ini Berjuang Naik Turun Bukit Demi Cari Sinyal
Nasional

Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB, yang bernama Idim Dimyati lantas membagikan perjuangannya untuk mengikuti kuliah online selama pandemi corona.

WowKeren - Pandemi virus corona (Covid-19) membuat banyak perguruan tinggi memberlakukan pembelajaran jarak jauh alias kuliah online. Langkah ini dilakukan untuk menekan laju persebaran virus corona.

Salah satu perguruan tinggi yang menerapkan kuliah online ini adalah Institut Pertanian Bogor (IPB). Perguruan tinggi ini menerapkan kebijakan Partially Closed Down terkait merebaknya wabah virus corona.

Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB, yang bernama Idim Dimyati lantas membagikan perjuangannya untuk mengikuti kuliah online selama pandemi corona. Mahasiswa asal Desa Sindangwangi Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak, Banten, tersebut rupanya harus menjalani ritual naik turun bukit untuk mendapatkan sinyal internet demi mengikuti kuliah online.

"Di sini aman, nyaman dan damai. Jauh dari ribuan informasi yang beredar tentang Covid-19," tutur Idim dalam keterangan resmi IPB pada Rabu (8/4). "Ini karena sinyal internetnya tidak ada."

Menurut Idim, dirinya sulit mendapat akses jaringan internet lantaran desanya dikelilingi 3 bukit. Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan baginya untuk mengikuti perkuliahan online.


"Desa saya dikelilingi tiga bukit, jadi saya sulit akses jaringan internet. Tapi hal itu tidak memutuskan semangat saya untuk bisa terus mencari informasi dalam perkuliahan. Agar bisa mengikuti perkuliahan dengan baik, saya pergi ke bukit-bukit. Yang biasa saya kunjungi adalah bukit di sebelah barat perkampungan," jelas Idim. "Setiap hari saya ke bukit mulai dari jam 8.00 pagi hingga pulang jam 17.00 sore. Sebelum pergi biasanya saya melakukan berbagai persiapan mulai dari persiapan buku untuk bahan kuliah, bekal makan dan powerbank untuk charger smartphone."

Tak hanya naik turun bukit, Idim juga harus mewaspadai cuaca jika mengikuti kuliah online. Ia mengaku pernah kehujanan hingga basah kuyup saat mengikuti kuliah online, beruntung ia tak membawa terlalu banyak buku dan menemukan tempat berteduh. Meski demikian, ia tetap semangat untuk mengikuti perkuliahan.

"Dimanapun kuliahnya jika kita melakukannya dengan ikhlas, Insya Allah itu akan jadi pahala buat kita. Untuk naik ke bukit, saya harus menempuh perjalanan selama 30 menit dari rumah dengan berjalan kaki," ujar Idim. "Kuliah online ada hikmahnya buat saya. Saya jadi bisa banyak belajar langsung dari alam, banyak hal menarik yang saya alami."

Idim juga merasa ragu saat IPB berencana menerapkan kuliah online. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkonsultasi dengan dosen, Idim merasa semuanya berjalan baik.

"Alhamdulillah dosen memaklumi dan mensupport semua kondisi mahasiswanya. Dosen juga mencoba menerapkan berbagai metode untuk memudahkan jalannya perkuliahan. Bahkan dosen meminta saya untuk mengirimkan alamat lengkap tempat tinggal saya untuk memberi bahan kuliah dan bahan tugas pada saya," pungkas Idim. "Alhamdulillah setelah beberapa hari kuliah berjalan pihak kampus juga membuat kebijakan memberikan bantuan biaya 150 ribu rupiah/bulan untuk mahasiswa membeli paket data internet. Sejak saat itu saya tidak risau lagi akan kekurangan kuota data."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru