FBI Ungkap Riset Vaksin Covid-19 AS Jadi Target Hacker Pemerintah Negara Asing
Dunia

Seorang pejabat senior Keamanan Siber FBI mengungkapkan bahwa hacker atau peretas dari pemerintah pemerintah asing telah membobol institusi yang mengadakan riset pengobatan Covid-19.

WowKeren - Pandemi virus corona (Covid-19) yang telah menjangkit lebih dari 2 juta orang di berbagai belahan dunia membuat banyak peneliti berusaha untuk segera menemukan vaksin. Riset vaksin Covid-19 kini menjadi salah satu aset yang sangat berharga.

Melansir Reuters pada Jumat (17/4), seorang pejabat senior keamanan siber FBI (Biro Investigasi Federal Amerika Serikat) mengungkapkan bahwa hacker atau peretas dari pemerintah pemerintah asing telah membobol institusi yang mengadakan riset pengobatan Covid-19. Dalam sebuah diskusi online, Deputi Asisten Direktur FBI Tonya Ugoretz mengatakan bahwa pihaknya menemukan sejumlah peretas yang didukung oleh negara juga menyusup ke sekitar sektor kesehatan AS.

"Kami tentu saja telah melihat kegiatan pengintaian dan beberapa intrusi ke dalam beberapa lembaga," tutur Ugoretz. "Terutama yang secara publik mengidentifikasi diri mereka bekerja pada penelitian terkait Covid-19."

Lebih lanjut, Ugoretz menilai bahwa wajar saja jika organisasi yang tengah mengerjakan riset terkait perawatan menjanjikan atau vaksin Covid-19 potensial menggembar-gemborkan hasil kerja mereka ke publik. Namun ia juga mengungkap ada sisi negatif dari hal tersebut.


"Sisi lain yang menyedihkan ialah hal itu membuat mereka ditandai oleh negara-bangsa lain yang tertarik mengumpulkan detail tentang apa yang sebenarnya mereka lakukan," ujar Ugoretz. "Dan bahkan mungkin mencuri informasi."

Menurut Ugoretz sendiri, peretas yang mendapat dukungan dari suatu negara memang kerap menargetkan industri bio-farmasi. Namun angkanya disebut meningkat selama krisis pandemi ini.

Meski demikian, Ugoretz tidak menjelaskan secara detail negara mana yang ia maksud. Atau institusi mana yang ditarget para peretas itu.

"Organisasi penelitian medis dan para pekerjanya harus waspada terhadap pelaku ancaman yang berusaha mencuri kekayaan intelektual atau data sensitif lainnya yang terkait dengan respons Amerika terhadap pandemi Covid-19," terang Direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional, Bill Evanina. "Ini adalah saat untuk melindungi riset penting yang telah kalian lakukan."

Potensi peretasan yang menarget penelitian dan institusi kesehatan yang berkaitan dengan perawatan dan vaksin Covid-19 sendiri sudah masuk dalam radar Pejabat Keamanan Siber AS sejak wabah tersebut mulai. Diketahui, wabah Covid-19 dimulai di Tiongkok pada akhir tahun 2019 lalu.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru