Wuhan Catat 1.290 Pasien COVID-19 Meninggal Dalam Sehari, Bukti Wabah Belum Berakhir?
Dunia

Otoritas Wuhan melaporkan adanya 1.290 pasien COVID-19 yang meninggal dunia dalam sehari. Hal ini membuat jumlah kumulatif korban jiwa akibat virus Corona di Wuhan meningkat hingga 50 persen.

WowKeren - Pemerintah Tiongkok sudah mencabut lockdown yang "mengurung" kota tersebut selama puluhan hari belakangan. Namun nyatanya baru beberapa hari dicabut, otoritas Wuhan justru melaporkan lonjakan angka pasien meninggal COVID-19 yang luar biasa.

Dilansir dari worldometers.info pada Jumat (17/4) pukul 12.56 WIB, tercatat ada 1.290 pasien meninggal COVID-19 dalam sehari. Tambahan angka ini menyebabkan pasien meninggal di Wuhan meningkat dari 2.579 menjadi 3.869 atau bertambah 50 persen.

Penambahan angka pasien meninggal ini jelas menyita perhatian banyak pihak. Apalagi karena belakangan terungkap bahwa 1.290 kasus meninggal ini belum pernah dihitung maupun dilaporkan ke publik.

Angka ini baru didapat setelah otoritas setempat, Wuhan New Coronary Pneumonia Epidemic Prevention and Control, merevisi laporan mereka. Selain itu, otoritas juga menyampaikan fakta soal adanya tambahan 325 kasus positif COVID-19 di Wuhan.

Lantas mengapa revisi ini baru dipublikasikan sekarang? Dilansir dari Daily Nation, rupanya otoritas Wuhan baru melaporkan setelah kecurigaan soal Tiongkok yang menyembunyikan fakta terkait pasien COVID-19 mengemuka.


Sebagai informasi, beberapa waktu belakangan Tiongkok dituding tak terbuka soal data yang mereka miliki terkait penanganan COVID-19. Banyak pihak mencurigai negeri tirai bambu itu menyembunyikan angka korban terdampak virus Corona.

Bahkan kini beberapa negara turut mencurigai salah satu laboratorium di Wuhan lah yang bertanggung jawab terhadap wabah penyakit yang sudah menjadi pandemi ini. Tak hanya Amerika Serikat, negara seperti Inggris dan Prancis juga ikut mencurigai hal yang sama.

Di sisi lain pemerintah Tiongkok juga mencatat ada tambahan 26 kasus COVID-19 baru, sehingga totalnya menjadi 351. Peningkatan ini pun belakangan membuat otoritas setempat memasang kewaspadaan bakal ada gelombang kedua wabah virus Corona.

Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan hal tersebut di tengah meningkatnya tekanan ekonomi global karena banyak faktor yang membuatnya tidak stabil. "Kesulitan dan tantangan baru telah muncul untuk memulai kembali pembangunan di sisi ekonomi dan sosial Tiongkok," ujar Xi, dilansir Xinhua.

Tak hanya itu, Xi Jinping juga mendesak pemerintah Tiongkok untuk lebih berhati-hati mengawasi impor barang dari luar negeri. Hal ini dilakukan demi mencegah potensi gelombang kedua penularan virus corona di dalam negeri.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru