Orang Nigeria di Tiongkok Disebut Alami Diskriminasi Saat Wabah Corona, Apa Benar?
Dunia

Beberapa waktu lalu ramai kabar yang menyebutkan bahwa orang-orang berkebangsaan Afrika mendapatkan diskriminasi dari pemerintah Tiongkok, Apakah hal tersebut benar terjadi?

WowKeren - Beberapa waktu terakhir terdengar kabar jika Tiongkok melakukan tindakan diskriminasi pada orang-orang Afrika saat pandemi corona berlangsung. Seperti kisah Ade, seorang siswa asal Nigeria diusir dari tempat tinggalnya di Guangzhou, Tiongkok, lima bulan lalu.

Hal ini bermula saat ia baru saja membayar biaya universitas untuk semester ke depannya, namun pemilik hunian justru menyuruhnya untuk pergi dari sana. Ia pun bergegas membereskan barang-barangnya karena polisi sudah menunggunya dan teman sekamarnya di luar.

Ketika ia hendak menitipkan tasnya di gudang temannya, ia justru dilarang masuk. Akhirnya ia pun harus bermalam di pinggir jalan.

"Lihat bagaimana mereka memperlakukan kami, bagaimana mereka memaksa kami keluar dari rumah kami dan memaksa kami untuk melakukan karantina sendiri," kata siswa Nigeria itu dilansir BBC, Jumat (17/4). "Mereka mengatakan kepada saya bahwa hasil tes saya negatif. Tapi mereka tak mengizinkan saya keluar."

Para Pemimpin Komunitas Afrika di Guangzhou percaya bahwa sebagian besar penduduk kota Afrika telah dipaksa menjalankan karantina atau dibiarkan tidur di jalanan. "Beberapa bersembunyi," kata salah satu pemimpin komunitas melalui pesannya.


Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa diskriminasi yang dilakukan oleh Tiongkok bermula dari 8 orang yang didiagnosis menghabiskan waktu di distrik kota Yuexiu. Wilayah tersebut dikenal juga dengan sebutan "Little Africa".

Perlu diketahui, Komisi kesehatan Tiongkok telah memeriksa warga negara Afrika di Guangzhou secara luas. Pihak berwenang setempat telah menguji dan mendapatkan hasil lebih dari 111 dari 4.500 orang Afrika yang positif virus corona.

Guangzhou sendiri telah menjadi pusat bagi orang Afrika di Tiongkok. Diperkirakan ada lebih dari 200.000 yang tinggal di kota tersebut.

Meski begitu, seorang penduduk lokal mengatakan bahwa para orang-orang berkewarganegaraan Afrika itu ramah kepada warga sekitar. "Sebagian besar orang Afrika yang tinggal di sana ramah dan bersahabat dengan penduduk setempat, dan mereka melakukan bisnis seperti biasa selama beberapa tahun terakhir," kata seorang warga Guangzhou yang tidak ingin disebutkan namanya.

"Jika ada masalah, mungkin sebagian orang Afrika tinggal terlalu lama dan melakukan beberapa hal ilegal," lanjutnya. "Permasalahan soal tes virus corona ini, aku rasa hanya persoalan salah paham dan bukannya masalah diskriminasi ras. Itu bukan gaya orang Guangzhou. Orang-orang tidak akan memusuhi mereka, kecuali mereka melakukan hal-hal yang melanggar aturan."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait