Bukan Anti-Malaria, Peneliti Justru Sebut Obat Ebola Manjur Lawan Corona
Health

Banyak negara yang menggunakan klorokuin dan avigan untuk mengatasi virus Corona. Namun kini peneliti turut melirik obat Ebola bertajuk remdesivir untuk mengatasinya.

WowKeren - Selama ini banyak pihak mengklaim obat anti-malaria alias klorokuin untuk melawan virus Corona. Selain klorokuin, banyak juga yang mengklaim obat flu Avigan untuk mengatasi COVID-19.

Namun kini peneliti tampaknya mulai melirik obat lain untuk mengatasi Corona. Adalah remdesivir, obat yang selama ini digunakan untuk mengatasi penyakit yang diklaim mujarab atasi COVID-19.

Bahkan ratusan pasien virus Corona dinyatakan sembuh usai mengikuti uji coba dengan remdesivir. Dari 125 pasien yang ikut uji coba, sebanyak 123 orang sudah pulih dan diperbolehkan pulang, sedangkan 2 lainnya meninggal dunia.

"Berita terbaiknya adalah bahwa sebagian besar pasien kami sudah keluar dan ini luar biasa. Hingga kini hanya ada dua pasien yang meninggal," kata pakar penyakit menular di Universitas Chicago, Amerika Serikat, Dr Kathleen Mullane, seperti dikutip dari Daily Star, Jumat (17/4).

Menurut Mullane, ratusan pasien itu sudah dalam kondisi klinis yang cukup parah seperti mengalami gangguan pernapasan sampai demam tinggi. Namun mereka nyatanya hanya perlu dirawat dengan obat remdesivir selama sepekan sebelum akhirnya dinyatakan pulih dan diperbolehkan pulang.


"Sebagian besar pasien kami keadaannya memang sudah parah sejak enam hari lalu," ujar Mullane. "Tetapi, mereka yang sudah diperbolehkan pulang dengan keadaannya sudah sangat baik dan bagus, hanya dengan waktu perawatan kurang dari 10 hari."

Remdesivir sendiri awalnya dikembangkan untuk mengatasi wabah Ebola yang belakangan kembali menginfeksi negara di Afrika. Namun senyawa itu justru mengobati penyakit yang terkait virus Corona seperti COVID-19, SARS, hingga MERS.

Sayangnya penelitian ini tidak menyertakan kelompok kontrol. Sehingga masih menjadi pertanyaan besar apakah benar obat remdesivir yang melawan virus Corona atau tidak.

Remdesivir bukan satu-satunya obat yang tengah diuji coba oleh Inggris. Saat ini peneliti setempat juga ikut menguji coba obat anti-artritis, Tocilizumab. Obat ini disebut-sebut menyembuhkan pasien COVID-19 di Tiongkok dan Italia.

Berdasarkan studi di Tiongkok, Tocilizumab atau dikenal dengan Actemra ini bisa membantu memulihkan 90 persen pasien COVID-19. Sama halnya dengan Italia, banyak pasien yang diperbolehkan pulang setelah sembuh dari virus Corona dengan obat tersebut.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru