Pemerintah Ekuador Buka Suara Usai Dituding Gelar Pemakaman Massal dan Bakar Mayat Korban COVID-19
AP
Dunia

Ekuador memang menuai banyak kecaman lantaran dituding menelantarkan ratusan mayat pasien virus corona (COVID-19) akibat rumah sakit tak lagi dapat menampungnya.

WowKeren - Sejak awal bulan ini, Ekuador sempat menuai banyak kecaman lantaran dituding menelantarkan ratusan mayat pasien virus corona (COVID-19). Bahkan video dan foto tentang mayat yang ditelantarkan di pinggir jalanan Guayaquil, pusat penyebaran virus corona di Ekuador, pun sempat bertebaran di media sosial.

Yang yang terbaru, beredar foto-foto dugaan pemakaman massal untuk korban meninggal akibat COVID-19 di Ekuador. Bahkan ada pula sejumlah foto lain yang menunjukkan korban COVID-19 di Ekuador dibakar lantaran rumah sakit tak mampu menampung mayat-mayat tersebut.

Terkait hal ini, pemerintah Ekuador pun sedang menyelidiki ribuan akun media sosial yang menyebarkan foto-foto tersebut. Mereka mengklaim kalau semua berita tersebut adalah hoaks, dan disinyalir sengaja dibuat dengan tujuan untuk mengacaukan pemerintahan Presiden Lenin Moreno.

Menteri Dalam Negeri Maria Paula Romo mengatakan kepada radio lokal, unggahan-unggahan di media sosial tersebut dihasilkan dari upaya terkoordinasi oleh "kelompok politik" yang dinilainya sebagai bagian dari kampanye palsu.

"Ada kampanye berita palsu, rencana untuk menghasilkan kekacauan melalui jejaring sosial," tuturnya.


Maria Paula Romo juga mengklaim kalau foto-foto pemakaman massal di Guayaquil yang beredar luas sebenarnya adalah foto lama yang diambil dari pemakaman di Meksiko pada tahun 2018 silam.

Di sisi lain, beberapa pekan lalu Presiden Ekuador Lenin Moreno memang menyatakan bahwa ia memerintahkan penyelidikan terkait banyaknya mayat yang ditelantarkan di jalanan Guayaquil. Melalui akun Twitter pribadinya, Moreno menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan jasad-jasad tersebut terlantar begitu saja.

"Kami tidak akan membiarkan siapa pun dimakamkan tanpa diidentifikasi. Korban adalah saudara-saudara kita yang berhak mendapatkan penghormatan terakhir yang layak," cuitnya pada Kamis (9/4) lalu.

Sebelumnya pejabat pemerintah Ekuador telah mengakui kesalahan mereka. Mereka mengaku telah bekerja tanpa lelah untuk mengakomodir para pasien dan jenazah yang meninggal karena COVID-19. Wapres Ekuador, Otto Sonnonenholzner, juga telah menyampaikan permintaan maaf atas mayat-mayat yang tergeletak di jalanan Guayaquil.

Ekuador sendiri merupakan negara di Amerika Latin yang terinfeksi virus ini dalam tingkat yang paling parah setelah Brazil. Dilansir dari laman worldometers.info, hingga berita ini ditulis tercatat ada 10,128 kasus corona.

Sementara itu, pihak pemerintah Ekuador berjanji akan terus mengupayakan pemakaman yang layak bagi para jenazah. Pemerintah menyediakan pemakaman yang berkapasitas sekitar 2,000 mayat.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait