IDI 'Elus Dada' Lihat Aceh Ngotot Gelar Tarawih Dengan Saf Berdempetan Saat Wabah Corona
Nasional

IDI Wilayah Aceh mengaku khawatir akan ada lonjakan kasus transmisi lokal COVID-19 apabila warga tetap nekat mengadakan salat tarawih berjemaah, apalagi dengan kondisi saf saling berdempetan.

WowKeren - Kementerian Agama dan sejumlah organisasi besar bidang keagamaan Islam di Indonesia telah menyerukan imbauan agar salat tarawih berjemaah ditiadakan. Hal ini dilakukan demi memutus rantai penyebaran wabah virus Corona yang kian mengkhawatirkan di Indonesia.

Namun nyatanya ada beberapa daerah yang tetap nekat menggelar tarawih berjemaah, salah satunya Aceh. Provinsi yang kerap disebut sebagai serambi Mekkah itu menilai wilayahnya belum menjadi red zone COVID-19 sehingga masih aman untuk mengadakan salat berjemaah, termasuk tarawih.

Situasi ini pun belakangan menimbulkan rasa miris tersendiri di hati Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, dr Safrizal Rahman. Safrizal menyebut mengabaikan physical distancing, termasuk dengan mengadakan salat berjemaah, memiliki risiko tinggi dalam penularan virus.

"Tentu saja kita mengharapkan agar tidak terjadi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah mengakibatkan penyebaran penyakit ini di Provinsi Aceh," kata Safrizal, Kamis (23/4). "Tapi saya menduga hanya masalah waktu sebelum kita mempunyai transmisi lokal."

Safrizal membenarkan bahwa Aceh saat ini belum mencatatkan adanya kasus positif COVID-19 yang dari transmisi lokal. Dengan kata lain kebanyakan pasien positifnya sudah tertular wabah di wilayah lain.


Namun melihat bagaimana sikap Aceh dalam menanggapi wabah ini, termasuk ketika sudah ada larangan mengadakan salat tarawih berjemaah yang nyatanya tetap dilanggar, Safrizal khawatir perkara transmisi lokal tinggal menghitung waktu. Tentu saja dalam tahapan ini penularan wabah sudah parah.

"Kalau sudah transimisi lokal, orang yang tidak keluar kota pun atau yang selalu berada di Aceh kondisinya sudah tertular dan ini agregatnya sangat mengkhawatirkan," tuturnya, seperti dikutip dari BBC Indonesia. "Jika satu orang positif, artinya 10 sampai 20 orang lainnya di lapangan yang seharusnya positif."

Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh sendiri mengaku meminta setiap masjid untuk melaksanakan protokol kesehatan yang ada. Seperti penggunaan masker bagi setiap jemaah sampai perkara sajadah yang sebaiknya disediakan sendiri setiap kali salat ke masjid.

Namun MPU Aceh tak memberikan batasan soal jarak antarsaf. Hal inilah yang kemudian menjadi celah dan terbukti dilanggar dalam pelaksanaan tarawih berjemaah hari pertama.

Masih dikutip dari BBC Indonesia, banyak dari jemaah yang salat dengan saf berimpitan. Tak hanya itu, kebanyakan dari mereka juga tampak menunaikan salat tanpa menggunakan masker.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait